TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Filipina Perluas Akses Militer Amerika Serikat di Negaranya

AS menilai Filipina berada di bawah tekanan China

ilustrasi tentara (pixabay.com/Danielhadmanphotography)

Jakarta, IDN Times - Filipina sepakat untuk memperluas akses pangkalan militer kepada Amerika Serikat (AS) pada Kamis (2/2/2023). Hal tersebut tak lepas dari ketegangan geopolitik antara China-Taiwan dan manuver Beijing di Laut China Selatan. 

Setidaknya, Washington akan diberi akses ke empat lokasi lagi di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) yang diterapkan sejak 2014. AS sendiri berkewajiban untuk membantu peningkatan infrastruktur militer di empat lokasi yang telah disepakati. 

Baca Juga: Antisipasi China, Filipina Ingin Tambah Kehadiran Pasukan AS   

1. AS dan Filipina juga sepakat untuk memperkuat gabungan latihan militer

potret bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Aaron Burden)

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, berada di Filipina untuk memperkuat aliansi militer tertua Washington di Asia. Dalam kunjungannya, Austin menegaskan bahwa Washington akan meningkatkan upaya untuk menjaga stabilitas di Filipina bagian selatan.

AS dan Filipina juga akan memperkuat gabungan latihan antar kedua negara.

“EDCA adalah pilar utama aliansi AS-Filipina, yang mendukung pelatihan gabungan, dan kapabilitas antara pasukan kami,” bunyi pernyataan bersama antara Departemen Pertahanan AS dan Departemen Pertahanan Nasional Filipina, dilansir Philstar.

“Perluasan EDCA akan membuat aliansi kami lebih kuat dan lebih tangguh, dan akan mempercepat modernisasi kemampuan militer gabungan kami," tambah pernyataan tersebut.

2. Lokasi kerja sama militer AS-Filipina yang baru belum dirilis

pemandangan di Kota Cebu, Filipina (unsplash.com/Hitoshi Namura)

Sejauh ini, ada lima lokasi yang diidentifikasi menjadi bagian dari kesepakatan EDCA, yaitu di Cebu, Cagayan de Oro, Nueva Ecija, Palawan, dan Pampanga. Adanya kesepakatan baru tersebut membuat lokasi kerja sama militer antara AS dan Filipina menjadi sembilan lokasi.

Kedua negara tidak merinci di mana letak dari lokasi baru. Walau begitu, kedua negara mengatakan, dukungan lebih cepat akan diberikan untuk kemanusiaan dan bencana terkait iklim di Filipina.

AS telah mengalokasikan lebih dari 82 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun) untuk investasi infrastruktur di lima lokasi EDCA yang sudah ada sebelumnya. Kemungkinan, AS akan memberikan dana yang lebih banyak setelah adanya kesepakatan EDCA terbaru. 

Baca Juga: 200 Lebih Warga Filipina Jadi Korban Perdagangan Manusia di Kamboja 

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya