TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konvoi Diplomatik AS Diserang di Nigeria, 4 Orang Tewas!

Tiga korban dikabarkan masih ditawan

bendera Nigeria (unsplash.com/Emmanuel Ikwuegbu)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pria bersenjata menyerang konvoi diplomatik Amerika Serikat (AS) pada Selasa (16/5/2023) waktu setempat di negara bagian Anambra, Nigeria. Serangan tersebut telah menewaskan empat orang. 

Selain itu, ada tiga orang yang dikabarkan diculik oleh pelaku dan belum diketahui nasibnya sejauh ini. Tidak ada warga AS yang berada dalam konvoi itu, menurut pejabat AS dan Nigeria.

Baca Juga: Gerombolan Pria Bersenjata Serang Gereja Nigeria dan Culik 40 Orang 

1. AS mengonfirmasi diplomatik yang terjadi di Nigeria

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Dave Sherrill)

Pasukan keamanan dikerahkan ke tempat kejadian, kata juru bicara kepolisian Nigeria Ikenga Tochukwu. Namun, kelompok bersenjata itu berhasil menculik dua polisi dan seorang sopir.

Operasi penyelamatan sedang berlangsung untuk menyelamatkan para korban yang diculik. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby membenarkan serangan itu dalam rapat dengan wartawan di Washington DC.

“Sebuah konvoi kendaraan AS diserang. Yang bisa saya katakan adalah tidak ada warga AS yang terlibat. Keamanan personel kami selalu yang terpenting, dan kami mengambil tindakan pencegahan ekstensif saat mengatur perjalanan ke lapangan," kata Kirby, dilansir The Guardian.

Departemen Luar Negeri AS juga mengonfirmasi serangan itu.

"Personel Misi Nigeria AS bekerja sama dengan dinas keamanan Nigeria untuk menyelidiki," kata seorang juru bicara.

2. Kepolisian Nigeria menuduh kelompok separatis jadi dalang serangan

Ilustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Serangan itu terjadi di sepanjang jalan utama sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Polisi di Anambra telah mengindikasikan mereka percaya kelompok separatis bertanggung jawab atas serangan itu.

Para pejabat di wilayah itu sering menunjuk pada kelompok separatis yang disebut Indigenous People of Biafra (IPOB), yang telah memimpin desakan untuk memisahkan diri dari Nigeria demi mendirikan republiknya sendiri.

Pada 2020, kelompok tersebut membentuk organisasi paramiliter yang disebut Eastern Security Network. Kelompok tersebut dibentuk seolah-olah untuk melindungi petani dan penduduk setempat dari kejahatan, tetapi polisi Nigeria menuduhnya melakukan serangan kekerasan.

Baca Juga: Pejabat Nigeria Dipenjara di Inggris karena Jual-Beli Organ

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya