Pasukan Lokal Myanmar dan Junta Bentrok, Ribuan Warga Melarikan Diri
Junta Myanmar juga memperketat undang-undang pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekitar 20 ribu warga sipil baru-baru ini mengungsi akibat serangkaian pertempuran antara pasukan lokal dan militer Myanmar. Bentrokan terjadi di dekat kota Kyondo di Kotapraja Kawkareik, demikian laporan Myanmar Now pada Senin (30/01/2023).
Bentrokan sebenarnya sudah dimulai pada 20 Januari 2022 dan berlangsung selama satu minggu, terjadi di desa-desa di seberang Sungai Haungthayaw dari Kyondo. Sebagian besar dari mereka yang mengungsi tinggal di biara-biara di Kawkareik dan wilayah sekitarnya.
Baca Juga: Menlu Retno: ASEAN Wajib Bantu Myanmar Keluar dari Krisis
1. Situasi di Myanmar masih tidak kondusif
Para pengungsi kebanyakan dibantu oleh para biksu di biara-biara tempat mereka tinggal sementara.
“Kami tidak tahu berapa banyak orang yang melarikan diri ke tempat lain, karena beberapa pergi ke Mawlamyine (di Negara Bagian Mon) serta Yangon,” kata seorang biksu.
“Biara etnis Mon di Mawlamyine penuh dengan pengungsi, saya dengar," tambahnya.
Seorang laki-laki dari Kanni, salah satu desa tempat terjadinya pertempuran, mengatakan bahwa sekitar 10 lelaki tetap tinggal di masing-masing desa untuk menjaganya, tetapi semua warga lainnya telah melarikan diri.
“Tidak ada orang lain yang tertinggal, bahkan para biksu sekalipun,” katanya, setelah kembali ke Kanni pada 24 Januari untuk menilai situasi.
Baca Juga: Perempuan Myanmar Anti-Junta Jadi Target Pelecehan di Medsos
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.