TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PM Selandia Baru: Wilayah Pasifik Tidak Aman karena China

Kerja sama bilateral Selandia Baru dan China berlanjut

potret bendera Selandia Baru (unsplash.com/Jeremy Bezanger)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins, mengatakan bahwa kawasan Pasifik menjadi perebutan dan kurang aman karena China. Sehingga, dia menyoroti pentingnya kerja sama dengan negara lain untuk mengatasi kasus ini. 

Kebangkitan China telah meningkatkan persaingan strategis di kawasan Pasifik. Untuk mengelola ketegangan agar tidak menjadi konflik terbuka, Hipkins menekankan perlunya berdialog dengan China, kata dia saat berpidato di  China Business Summit di Auckland, Senin (17/7/2023). v

Baca Juga: Selandia Baru Beri Rp147 M Kembangkan Energi Panas Bumi Indonesia

1. Selandia Baru kesulitan memprediksi masa depannya

bendera China (pixabay.com/SW1994)

Hipkins mengindikasikan bahwa hubungan negaranya dengan China baik-baik saja. Selain itu, Selandia Baru juga telah memperkuat kerja sama perdagangan dengan Beijing.

Pidato Hipkins di acara tahunan tersebut disampaikan kurang dari sebulan setelah dia menjalankan misi perdagangan yang sukses ke China. Walau begitu, dia menghadapi beberapa kritik karena tidak vokal tentang masalah hak asasi manusia di China.

“Wilayah kami menjadi lebih diperebutkan, kurang dapat diprediksi, dan kurang aman,” katanya.

“Dan itu menimbulkan tantangan bagi negara-negara kecil seperti Selandia Baru yang bergantung pada stabilitas dan prediktabilitas aturan internasional untuk kemakmuran dan keamanan bersama," tambahnya, dilansir South China Morning Post.

2. Selandia Baru akan terus melanjutkan kerja sama dengan China

Hipkins menjelaskan, negaranya akan tetap bekerja sama dengan China.

“Di lingkungan global yang semakin kompleks, hubungan kita dengan China akan terus membutuhkan manajemen yang hati-hati," kata dia. 

Wellington secara historis mengambil pendekatan yang lebih damai terhadap China daripada Australia atau anggota Five Eyes lainnya, seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Inggris.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Selandia Baru menjadi semakin vokal dalam isu-isu seputar militerisasi Pasifik. Walau begitu, Hipkins menegaskan bahwa pendekatan yang diambil Selandia Baru bisa berbeda dengan negara lainnya terkait isu-isu strategis.

“Kepentingan dan perhatian yang sama tidak berarti kami akan selalu mengambil pendekatan yang sama. Terkadang ada kekuatan taktis dalam keragaman pendekatan untuk mencapai hasil yang sama,” ujarnya, dilansir The Guardian.

Baca Juga: ASEAN-China Sepakati Panduan Percepatan Negosiasi Laut China Selatan

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya