Ratusan Tentara Siberia, Rusia Tolak Perintah Berperang di Ukraina
Banyak pemuda yang merasa dibohongi Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekitar 150 tentara dari wilayah Siberia Rusia menolak penempatan kembali di Ukraina. Pasukan Siberia tercatat sebagai salah satu korban terbanyak dari kelompok militer dalam perang Ukraina.
Pasukan Siberia telah kembali ke Republik Buryatia selama akhir pekan, setelah para istri mereka memohon agar mereka kembali dalam video yang viral bulan lalu, menurut Alexandra Garmazhapova, yang memimpin lembaga antiperang Free Buryatia Foundation.
"Kalian membuat pilihan yang tepat, kalian menyelamatkan hidup kalian dan hidup orang lain!" tulis Garmazhapova menulis dalam sebuah unggahan Facebook pada Senin (11/7/2022). Pernyataan itu ditujukan kepada para tentara yang telah menolak permintaan perang.
Baca Juga: Ukraina: Rusia Gak Pantas Ada di Antara Negara Pendukung Perdamaian
1. Penempatan di Ukraina diprotes
Garmazhapova sebelumnya mengatakan, tentara Buryat telah mengakhiri kontrak militer mereka pada Juni 2022. Hal tersebut mendorong para istri untuk membuat video seruan yang menyerukan agar suaminya kembali.
Garmazhapova mengatakan kepada situs berita independen Mediazona bahwa video tersebut awalnya memiliki efek yang berlawanan.
“Setelah para istri mengajukan banding, bus dengan para lelaki yang sedang dalam perjalanan pulang itu berbalik arah. Mereka dikirim kembali ke wilayah pendudukan di Ukraina dan dibiarkan di sana selama 10 hari lagi," kata Garmazhapova, dikutip dari The Moscow Times.
Baca Juga: Gegara Rusia, Latvia Naikkan Anggaran Pertahan dan Gelar Wajib Militer
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.