TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Amerika Serikat Ancam Penerus Soleimani akan Bernasib Sama

 Esmail Qaani gantikan Qassem Soleimani 

Sebuah poster dengan gambar mendiang komandan militer Iran Qassem Soleimani dan mendiang komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, saat jemaah menyerukan slogan selama ceramah Salat Jumat oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, di Tehran, Iran, pada 17 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

London, IDN Times - Penerus Jenderal Qassem Soleimani sebagai pemimpin pasukan Quds akan bernasib sama. Begitu bunyi ancaman utusan Amerika Serikat untuk Iran, Brian Hook, dalam wawancara dengan media internasional berbahasa Arab yang bermarkas di London, Inggris, Asharq Al-Awsat.

Wawancara itu berlangsung ketika Hook hadir di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada Kamis (23/1). Soleimani sendiri dibunuh oleh Amerika Serikat dalam sebuah serangan drone ketika ia baru meninggalkan Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari lalu.

1. Jika penerus Soleimani membunuh warga Amerika Serikat, maka ia akan berakhir seperti itu

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan Presiden Irak Barham Salih pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-50 di Davos, Swiss, pada 22 Januari 2020. ANTARA FOTO/The Presidency of the Republic of Iraq Office/Handout via REUTERS

Setelah Soleimani meninggal, Ayatollah Khamenei buru-buru mengumumkan Esmail Qaani sebagai penggantinya. Menurut Hook, si penerus akan berakhir sama jika membunuh warga Amerika Serikat seperti yang pernah dilakukan oleh Soleimani.

"Jika Qaani mengikuti jejak yang sama dengan membunuh warga Amerika Serikat, maka ia akan menemui takdir yang sama," kata Hook, kemudian menambahkan bahwa "setiap serangan terhadap warga atau kepentingan Amerika Serikat akan dibalas dengan sebuah respons tegas.

2. Hook pernah menyebut penyerangan ke Aramco adalah deklarasi perang dari Iran

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Irak Barham Salih saat pertemuan bilateral disela agenda sidang tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) ke-50 di Davos, Swiss, pada 22 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst

Usai serangan Iran terhadap ladang minyak Aramco milik Arab Saudi pada September 2019, Hook juga sudah menunjukkan sentimen negatif kepada Iran. Ia pun menilai kesepakatan nuklir dengan Iran yang pernah ditandatangani Presiden Barack Obama pada 2015 justru membawa masalah.

"Karena kesepakatan nuklir Iran kita mengumpulkan risiko konflik regional—dan apa yang Iran lakukan kepada Arab Saudi pada 14 September adalah sebuah aksi perang," kata Hook kepada CNBC saat mengisi suatu forum di Qatar.

Pesan keras kepada Qaani pun ia sebut "bukan sebagai ancaman baru". Ia melanjutkan,"Presiden selalu berkata bahwa dia akan merespons dengan tegas untuk melindungi kepentingan Amerika Serikat. Saya kira rezim Iran mengerti sekarang bahwa mereka tak bisa menyerang Amerika dan lolos begitu saja."

3. Iran menuding Hook melakukan "terorisme pemerintah"

Sebuah poster dengan gambar mendiang komandan militer Iran Qassem Soleimani dan mendiang komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, saat jemaah menyerukan slogan selama ceramah Salat Jumat oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, di Tehran, Iran, pada 17 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, mengatakan kepada kantor berita IRIB bahwa ancaman untuk membunuh Qaani merupakan tanda dari "terorisme pemerintah".

"Kata-kata itu adalah pengumuman resmi dan sebuah pengungkapan yang jelas soal terorisme pemerintah dan tertarget yang dilakukan Amerika Serikat," tegasnya, kemudian meminta komunitas internasional untuk mengecam komentar Hook itu.

Baca Juga: 5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani yang Menggegerkan Dunia

Verified Writer

Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya