TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diskusikan Perdamaian, Menlu Hungaria Kunjungi Belarus

Ingin diskusikan perdamaian?

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto dan Menteri Luar Negeri Belarus, Sergei Aleinik saat bertemu di Minsk, Senin (13/2/2023). (facebook.com/szijjarto.peter.official)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto pada Senin (13/2/2023) mengadakan kunjungan ke Belarus. Keputusan Hungaria untuk bertandang ke Minsk ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan negara anggota Uni Eropa (UE) dalam 2 tahun terakhir. 

Beberapa tahun terakhir, relasi Brussels dan Belarus memanas akibat penjatuhan sanksi kepada Minsk dan dugaan pengiriman imigran Timur Tengah ke teritori UE. Kini, ketegangan masih berlanjut, usai Polandia menutup perbatasan akibat hukuman pada jurnalis etnis Polandia di Belarus. 

Baca Juga: Ukraina Kecam Pernyataan Eks PM Italia, Silvio Berlusconi

1. Szijjarto sebut ini bentuk pembukaan komunikasi dengan Belarus

Menlu Szijjarto melalui akun Facebook-nya mengatakan bahwa kunjungan ke Minsk ini adalah bukti keinginan Hungaria untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Meski, ia tidak mengelak jika akan diserang berbagai pihak. 

"Tentu saja banyak pihak yang menyerang saya atas kunjungan ini, tapi posisi kami sudah jelas: saluran komunikasi harus tetap terbuka. Jika kita tidak melakukan ini, saya tidak dapat menjelaskan pesan dalam menyerukan perdamaian," tegas Szijjarto, dikutip Hungary Today

Pada pertemuan itu, Hungaria dan Belarus sama-sama menawarkan teritorinya untuk dijadikan lokasi perdamaian antara kedua pihak. Szijjarto juga mengungkapkan bahwa tempat tidaklah penting dan yang terpenting adalah perjanjian perdamaian dilangsungkan untuk mengakhiri perang. 

2. Belarus keluhkan sanksi dari UE dan AS pada Hungaria

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto dan Menteri Luar Negeri Belarus, Sergei Aleinik di Minsk. (facebook.com/szijjarto.peter.official)

Menteri Luar Negeri Belarus, Sergei Aleinik mengungkapkan bahwa sanksi kepada Belarus adalah keputusan yang tidak manusiawi dan melanggar dasar hak asasi manusia (HAM). Ia juga menyebut bahwa sanksi telah berdampak kepada rakyat biasa. 

"Tentu saja, ketika membangun relasi perdagangan, kami diharuskan mengakui sanksi UE dan AS yang tidak mendukung bisnis dan rakyat. Faktanya, ini ilegal dan dilakukan oleh Brussels dan Washington. Kami mengungkapkan posisi kami bahwa sanksi ini tidak manusiawi, melanggar hak asasi manusia, karena berdampak besar kepada rakyat" tutur Aleinik, dilansir Belta.

"Warga tidak dapat pergi untuk melihat keluarga dan temanya karena embargo udara atau antrean yang memang dibuat-buat di negara tetangga yang masuk dalam anggota Uni Eropa. Seseorang yang punya kerabat sekarang mengalami kesulitan akibat aksi politik ilegal ini" tambah dia. 

Baca Juga: NATO: Cepat Bantu Ukraina, atau Korban Serangan Rusia Makin Banyak 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya