TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meksiko Tuding Sézane Hina Warga Pribumi Zapotec

Sézane diduga paksa warga pribumi ikut pemotretan 

Suasana pemotretan Sézane di Oaxaca, Meksiko pada awal Januari 2022. (twitter.com/rumbonuevo)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan pakaian asal Prancis, Sézane tengah dikecam lantaran dituding melakukan tindakan rasisme kepada masyarakat pribumi Meksiko. Kecaman itu berasal dari video yang memperlihatkan para tim Sezane melakukan pemotretan dengan model seorang warga pribumi. 

Kasus ini bukan yang pertama terjadi di Meksiko, pada Mei 2021, Kementerian Kebudayaan juga mengecam brand fashion Zara, Patowl dan Anthropologie atas dugaan plagiarisme. Pasalnya, perusahaan pakaian itu diduga menjiplak desain milik masyarakat pribumi di Meksiko. 

1. Sézane mengharuskan perempuan pribumi untuk ikut dalam pemotretan pakaian

Kecaman tersebut datang usai tim produksi Sézane melakukan pemotretan koleksi terbaru pakaiannya di Oaxaca awal Januari ini. Pakaian yang ditampilkan oleh perusahaan fashion Prancis itu menggunakan warna dan corak tradisional khas Meksiko. 

Sesuai dalam potongan video memperlihatkan pemotretan menggunakan jasa model seorang perempuan pribumi Zapotec yang sudah berusia lanjut. Perempuan itu diharuskan mengenakan perpaduan pakaian tradisional dan milik brand Sezane. 

Selain itu, perempuan yang bernama Guillermina Gutiérrez itu diharuskan berdansa di depan kamera bersama salah satu model dari brand Sezane. Keduanya berdansa sambil diiringi dengan lagu pop tahun 1960-an. 

Sementara menurut keterangan dari Gutiérrez, ia diharuskan untuk berganti pakaian hingga beberapa kali dalam sesi pemotretan itu. Bahkan ia harus berhenti bekerja di toko kerajinannya lantaran diminta ikut dalam pemotretan dan tidak mendapat uang sepeser pun, dilaporkan dari The Washington Post

Baca Juga: Meksiko Tuntut Terduga Dalang Skandal Penyelundupan Senjata

Dilansir Vice, video pemotretan yang menghadirkan perempuan pribumi Meksiko itu lantas menjadi viral dan berbuntut kecaman serta kemarahan dari berbagai pihak. Pasalnnya, warga pribumi dianggap sebagai barang yang bisa dipilih dan diambil seenaknya. 

Selain itu, Sezane juga dianggap melakukan eksploitasi lantaran perusahaan itu tidak memberikan apapun kepada Gutierrez. Padahal, selama ini Sezane dikenal sebagai brand mewah dengan harga pakaian antara 100-300 dolar AS (Rp1,4-4,2 juta). 

Menanggapi peristiwa ini, INPI (Instituto Nacional de los Pueblos Indígenas) mengungkapkan bila aksi ini merupakan bentuk stereotip rasisme dan menyerukan kepada perusahaan itu untuk menghentikan aksi eksploitasi kepada warga pribumi dan Afro-Meksiko yang ada di ibu kota budaya itu. 

INPI rencananya juga akan bertemu langsung dengan Gutiérrez dan keluarganya beserta otoritas di Teotitlán del Valle untuk menginisiasi proses hukum, dilaporkan Mexico News Daily

2. Potongan video mendapat kecaman dari publik dan Pemerintah Meksiko

Baca Juga: Meksiko: Spesies Ikan yang Sudah Punah Berhasil Dikembalikan

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya