TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengemudi Truk dan Petani di Peru Mogok Kerja Tolak Kenaikan Harga BBM

Dialog dengan pemerintah gagal

Bendera Peru di Miraflores, Lima. (instagram.com/traveltipsweekly)

Jakarta, IDN Times - Pengemudi truk dan petani di Peru melangsungkan aksi mogok kerja mulai Senin (27/6/2022). Langkah ini dilakukan untuk menolak harga bahan bakar minyak (BBM) yang melambung dampak dari pecahnya perang Rusia-Ukraina sejak Februari lalu. 

Pada April lalu, demonstrasi akibat kenaikan harga BBM dan pupuk sudah terjadi di ibu kota Lima dan Callao, Peru. Aksi protes mengakibatkan adanya penutupan jalan utama oleh pengemudi truk dan terjadinya sejumlah kericuhan antara pendemo dan aparat keamanan. 

Kericuhan membuat Presiden Peru Pedro Castillo menggulirkan aturan jam malam di dua wilayah tersebut. Alih-alih menenangkan situasi, kebijakan itu justru membuat marah para demonstran dan balik menuntutnya agar mundur dari kursi kepresidenan. 

Baca Juga: Kontroversial, PM Peru Sebut Hitler Sebagai Tokoh Panutan

1. Persatuan pengemudi minta transportasi barang dijadikan sebagai layanan publik

Mogok kerja dari kelompok persatuan pengemudi truk dan petani bertujuan memrotes pemerintah agar bersedia mengurangi dampak tingginya harga BBM dan pupuk. 

Permintaan dari Unión Nacional de Transportistas del Perú ini termasuk memasukkan transportasi barang sebagai layanan publik. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi biaya transportasi dan mencegah kompetisi dari para pengemudi truk dari negara tetangga, seperti Ekuador dan Bolivia.

"Kami akan menggelar aksi mogok kerja di seluruh basis kami di seluruh negeri. Kami memiliki 400 ribu transportasi kargo di 14 dari 25 wilayah di Peru," ungkap Marlon Milla selaku pemimpin persatuan pengemudi truk, dikutip dari Reuters.  

2. Dialog antara menteri dan perwakilan pengemudi truk belum menemui kata sepakat

Pada Sabtu (25/6/2022), Perwakilan Presiden Dewan Kementerian (PCM), Kementerian Ekonomi-Finansial (MEF), dan Kementerian Transportasi-Komunikasi (MTC) telah bertemu dengan pemimpin dan perwakilan pengemudi truk untuk mengevaluasi kebijakan yang diminta. 

Sayangnya, dialog antara kedua belah pihak belum menemui kata sepakat, sehingga pengemudi truk kembali berniat untuk melangsungkan protes. Padahal, pihak pemerintah berharap pengemudi truk dapat menemui kata sepakat dalam menengahi permasalahan ini, dilaporkan Andina

Dilaporkan EFE, protes kali ini disebut akan melumpuhkan sekitar 10 ribu perjalanan bus dari dan menuju ke ibu kota Lima. Sementara, Menteri Dalam Negeri Dimitri Denmache mengatakan, persatuan pengemudi truk punya hak untuk protes, tapi ia menyayangkan keputusan untuk membuat seluruh negeri takut akan pemblokiran jalan. 

Baca Juga: Presiden Peru Berlakukan Jam Malam di Tengah Demonstrasi

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya