TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Peringatkan Armenia: Jangan Dukung Keputusan ICC soal Putin

Hubungan Rusia-Armenia kian retak

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@sampowl)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia, pada Selasa (28/3/2023), memperingatkan Armenia agar tidak ikut mendukung keputusan ICC (International Criminal Court) yang menetapkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai buronan. Kremlin pun menyebut bahwa aksi ini tidak dapat diterima. 

Belakangan ini, relasi Rusia-Armenia mengalami keretakan setelah Moskow tidak bersedia mengirimkan pasukan ke Yerevan dalam menghentikan agresi Azerbaijan. Bahkan, pasukan perdamaian Rusia di Armenia dianggap tidak menjalankan tugasnya. 

Baca Juga: Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Moskit di Laut Jepang

1. Rusia sebut Armenia akan menerima konsekuensi negatif

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengungkapkan, rencana Armenia mendukung ICC akan berdampak buruk pada hubungan kedua negara. Moskow pun mengancam akan ada konsekuensi negatif atas tindakannya. 

"Moskow menganggap rencana Armenia untuk mengikuti Statuta Roma dalam ICC benar-benar tidak dapat diterima dalam situasi perintah penangkapan ilegal dari ICC kepada Presiden Rusia," papar Kemlu Rusia, dilansir Reuters.

Perintah penangkapan kepada Putin disebut-sebut akan mengganggu rencana perjalanan luar negerinya. Pasalnya, ia sudah direncanakan mengunjungi Afrika Selatan dan Turki. Ia pun sering bertandang ke negara pecahan Uni Soviet, termasuk Armenia. 

2. Mantan Presiden Armenia singgung kebutaan politik

Kecaman ini berawal dari rencana Pengadilan Konstitusi Armenia untuk memberikan obligasi yang mengikuti ICC Statuta Roma. Bahkan, pihaknya menyebut ICC Statuta Roma sesuai dengan Konstitusi Armenia. 

Pemimpin Partai Republikan Armenia dan mantan Presiden Armenia, Serzh Sargsyan, menyebut bahwa aksesi Statuta Roma ICC di Armenia adalah kebutaan politik. Ia pun menyebut keputusan itu akan membawa negaranya pada konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.

"Pada 24 Maret, Pengadilan Konstitusi mengungkapkan bahwa obligasi dari ICC Statuta Roma mengikuti pada Konstitusi Armenia. Keputusan ini adalah bentuk kebutaan politik dan akan mengakibatkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi," tutur Sargsyan, dikutip TASS.

Sargsyan mempercayai bahwa ICC adalah badan yang dipolitisasi. Ia menambahkan bahwa terdapat alasan di balik masuknya AS, China, dan Rusia dalam anggota permanen PBB agar tidak menyetujui statuta tersebut. 

Baca Juga: Polandia Tangkap Lagi Warga Asing yang Diduga Mata-mata Rusia

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya