TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serbia Gak Diterima Disebut sebagai Negara Satelit Rusia oleh Kroasia

Vucic disebut sebagai anteknya Putin

ilustrasi bendera Serbia (unsplash.com/@thestefankostic)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Serbia, pada Minggu (25/2/2024), melayangkan protes kepada Kroasia yang menudingnya sebagai negara satelit Rusia. Pihaknya menganggap pernyataan Kroasia adalah bentuk intervensi urusan dalam negeri Serbia. 

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Serbia-Kroasia terus memanas. Bahkan, pada November lalu, Serbia mengusir seorang diplomat Kroasia yang dianggap ikut campur urusan dalam negerinya dan melanggar hukum dalam Konvensi Wina. 

1. Vucic klaim ia bukan pengikut siapapun

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic (instagram.com/avucic)

Presiden Aleksandar Vucic menyatakan protesnya terhadap ucapan Kroasia dan menolak klaim bahwa ia merupakan pengikut pemimpin negara lain. 

"Kemlu Kroasia tidak hanya mengintervensi secara brutal urusan dalam negeri Serbia, tapi juga seperti biasanya berbohong dan menghina rakyat Serbia, serta menebarkan ancaman kepada penduduk kami," terangnya, dikutip Associated Press.

"Grlic Radman (Menlu Kroasia) benar pada satu hal, mungkin saya adalah satelit dari seseorang. Namun, saya tidak pernah menajdi pengikut atau pengawal yang tidak dapat dikatakan oleh Grlic Radman," sambungnya. 

Serbia mengharapkan agar pemerintah Kroasia menarik segala ucapan menyinggung dan keinginan untuk ikut campur urusan dalam negeri Serbia. Pihaknya tetap mengharapkan rekonsiliasi dan perbaikan hubungan bertetangga antara kedua negara.

Baca Juga: Menegang, Kroasia-Serbia Saling Usir Diplomat

2. Kroasia desak Serbia tentukan arah dukungan

Sehari sebelumnya, Menlu Kroasia Gordan Grlic Radman mendesak Vucic untuk menentukan arah terkait konflik Rusia-Ukraina. Ia pun berharap Serbia segera memutuskan ada di pihak Rusia atau Uni Eropa (UE). 

"Vucic harus segera menentukan di mana posisinya saat ini, Rusia atau UE, karena tidak mungkin dia berada di posisi saat ini dan duduk dengan sangat tidak nyaman di dua kursi sekaligus," ungkap Grlic-Radman, dilansir Politico.

"Vucic sudah menjadi satelit Rusia. Ia pun yang membuka pintu masuknya pengaruh jahat Rusia di kawasan Balkan Barat dalam beberapa tahun terakhir. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," tambahnya. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya