Slovakia Minta Maaf atas Kasus Sterilisasi Paksa Etnis Roma
Slovakia dituntut membayar kompensasi kepada korban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Slovakia secara resmi mengucapkan permohonan maaf kepada perempuan dari etnis Roma pada Rabu (24/11/2021). Pasalnya, pemerintah negara Eropa Timur itu telah melakukan sterilisasi paksa kepada ribuan perempuan Roma yang tinggal di negaranya.
Kasus sterilisasi paksa sebelumnya juga pernah terjadi di berbagai negara dan termasuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang menyasar etnis tertentu. Bahkan, tindakan ini tergolong sebagai genosida karena menghalangi kelahiran etnis tertentu.
Baca Juga: Pernyataan PM Slovakia Buat Ketegangan antara Ukraina dan Slovakia
1. Praktek sterilisasi paksa dilakukan oleh rezim komunis
Perdana Menteri Slovakia, Eduard Heger, juga mengecam tindakan sterilisasi paksa kepada masyarakat Roma. Kebijakan sterilisasi kepada ribuan masyarakat etnis Roma di Slovakia diterapkan sepanjang 1966-1989. Kala itu, Slovakia masih tergabung dalam Cekoslovakia dan berada di bawah kepemimpinan rezim komunis.
Menurut laporan dalam Euronews, Andrea Bučková, pejabat khusus yang menangani komunitas Roma, menyebut bahwa praktik tersebut sudah dihentikan sejak 1989. Kenyataannya, hal itu masih terjadi sepanjang 1990-2004.
Padahal, sejak 1991 Slovakia sudah memberlakukan perlindungan kepada masyarakat Roma. Baru pada 2004 praktik itu dihentikan setelah pemerintah meresmikan undang-undang yang mengharuskan kesadaran korban apabila sterilisasi bersifat permanen.
Baca Juga: Penyalahgunaan Kekuasaan, Petinggi Kepolisian Slovakia Mundur
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.