TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ukraina Blokir Belasan Media Massa Asal Rusia

Ukraina lanjutkan pemblokiran media yang dituding pro Rusia

Bendera Ukraina. (instagram.com/usa.hanna)

Kiev, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (23/8/2021) resmi mengumumkan pemblokiran akses laman belasan perusahaan Rusia, termasuk di antaranya dua kantor berita terkenal. Keputusan ini menambah panjang daftar pemblokiran berbagai perusahaan dan media asal negeri Beruang Merah itu. 

Padahal pada Jumat (20/8/2021) lalu, Pemerintah Ukraina juga sudah memblokir kantor berita lokal Strana.ua yang dituding menyebarkan informasi pro Rusia. Atas masalah ini, Zelensky dituding melakukan pembatasan informasi kepada media di negaranya. 

1. Ukraina telah memblokir belasan media massa asal Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (instagram.com/ZELENSKIY_official)

Pemerintah Ukraina resmi memblokir laman 12 perusahaan media massa asal Rusia termasuk di antaranya kantor berita Vedomosti dan Moskovskiy Komsomolets (MK). Selain kedua media itu, negara Eropa Timur itu juga sudah memblokir TRK-3, Foundation for the Study of Historical Perspectives, Mutual Aid Association, Novinfo, Nashe Zavtra, Light Print, Narodnye, dan Anna-News. 

Sejak peristiwa Maidan dan aneksasi Krimea di tahun 2014, Pemerintah Kiev sudah memberlakukan sanksi dan pemblokiran kepada puluhan media asal Rusia. Sedangkan pemblokiran juga dilakukan kepada media Ukraina milik oposisi pro Rusia, seperti  Strana, ZIK, NewsOne, dan112 Ukraine, dikutip dari RT

Baca Juga: Diduga Pro Rusia, Ukraina Blokir Kantor Berita Strana

2. Dituding menyebarkan propaganda Rusia di Ukraina

Suasana demonstrasi Euromaidan di Kyiv, Ukraina tahun 2013. instagram.com/social_media_observer/

Pemblokiran laman kantor berita penting ini dilatarbelakangi tudingan Pemerintah Ukraina bahwa negara tetangganya tengah menyebarkan propaganda dukungan kepada Rusia. Hal ini disebut akan menyebabkan perpecahan dan menimbulkan aksi separatisme pro Rusia yang terdapat di bagian timur Ukraina.

Bahkan hubungan antara Moskow dan Kiev terus memburuk dalam beberapa tahun ini, terutama setelah invasi Krimea di tahun 2014. Selain itu, Rusia juga disebut mendukung dan memberikan senjata kepada kelompok separatis Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang telah mengakibatkan tewasnya ribuan orang, dilansir dari laman The Moscow Times

Baca Juga: Mendagri Ukraina Mundur Usai 7 Tahun Menjabat

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya