Arkeolog Kecam Aksi Mesir Bangun Jalan Raya di Area Piramida
Padahal dulu pernah dihentikan oleh UNESCO
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kairo, IDN Times – Mesir dilaporkan tengah membangun dua jalan raya di dekat reruntuhan kota Memphis, ibu kota kerajaan Mesir kuno. Proyek jalan tersebut kabarnya akan memiliki rute yang melintasi area Piramida Agung Khufu -tujuan utama wisata Mesir, serta pula melewati Piramida Saqqara dan daerah Dashur, rumah bagi Piramida Bengkok dan Piramida Merah.
Melansir dari Al Monitor, jalan baru itu dibuat dengan tujuan infranstruktur untuk mengembangkan daerah di sekitar dataran tinggi Giza. Tetapi, kecaman telah dilayangkan oleh berbagai pihak khususnya para arkeolog yang khawatir bahwa nantinya proyek itu justru dapat menimbulkan kerusakan terhadap bangunan dan benda purbakala di sana.
1. Proyek jalan raya tersebut dulunya pernah dihentikan UNESCO
Sebagai kota kuno, Memphis diketahui merupakan salah satu yang terbesar dan paling berpengaruh di dunia selama hampir 3.000 tahun. Ada lebih dari 38 piramida di Memphis, termasuk Piramida Agung Giza serta berbagai peninggalan kuno lainnya yang melimpah. “Seolah-olah di mana pun Anda menggali di sana, anda akan menemukan sesuatu,” kata Gayle Gibson, salah satu ahli Mesir Kuno asal Kanada, kepada Global News.
Kritikus mengatakan bahwa jalan raya baru berarti menandakan peningkatan jumlah kendaraan yang lewat dan peningkatan polusi udara yang dapat mempengaruhi piramida. Mereka juga mengkhawatirkan adanya harta karun yang belum ditemukan mungkin tidak akan pernah bisa ditemukan. “Memphis telah lama diabaikan, bahkan oleh para ahli Mesir Kuno karena itu adalah situs yang rumit untuk digali,” kata ahli Mesir lainnya.
Jalan raya yang kini tengah dibuat sebenarnya merupakan proyek lanjutan yang dulu pernah digagas di tahun 1994, pada era kepemimpinan Hosni Mubarak. Tetapi, rencana itu ditangguhkan berkat intervensi dari UNESCO dan protes internasional.
Mantan pejabat senior UNESCO Sail Zulficar, yang pada waktu itu memimpin protes, mengatakan dia sangat terperangah ketika mendengar proyek itu kini akan dilanjutkan. “Seolah-olah semua pekerjaan yang telah saya lakukan 25 tahun lalu kini dipertanyakan,” kata Zulficar.
Zulficar mengatakan ada zona penyangga di sekitar situs warisan dunia yang memungkinkan beberapa konstruksi, tetapi ada protokol yang harus diikuti. “Ada studi dampak lingkungan yang dilakukan sebelumnya,” katanya. “Dan jika studi lingkungan negatif, dan mengatakan bahwa hal itu dapat merusak situs, itu harus dihentikan."
Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah tentang Piramida Mesir, Benarkah Dibangun oleh Alien?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.