TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Swiss Setuju Perkuat Aturan Kepemilikan Senjata Api

Sebanyak 63,7 persen warga Swiss mendukung langkah ini

twitter.com/The_AlphaStream

Jenewa, IDN Times - Negara Swiss akhirnya menyatakan setuju dengan memperkuat aturan kepemilikan senjata api dengan menyesuaikan yang ada dengan Undang-Undang Uni Eropa. Hal ini berdasarkan dari sebanyak 63,7 persen warga Swiss mendukung langkah ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Sebelumnya, langkah ini sempat memicu perdebatan secara nasional

twitter.com/HolidayinSwiss1

Dilansir dari Channelnewsasia.com, Swiss telah mengadakan voting pada hari Minggu, 19 Mei 2019, waktu setempat untuk memperkuat Undang-Undang Senjata dan menyesuaikannya dengan Undang-Undang di Uni Eropa. Hasil akhir menunjukkan bahwa para pemilih sangat mendukung reformasi Undang-Undang Senjata di Swiss dengan sebanyak 63,7 persen para pemilih menyatakan setuju.

Tuntutan dari Uni Eropa bahwa Swiss memperketat Undang-Undang Senjata justru memicu perdebatan nasional yang tidak pernah terjadi sebelumnya mengenai kepemilikan senjata api di negara Alpen ini, yang memiliki budaya yang mengakar kuat. Sementara pemerintah Swiss memperingatkan bahwa undang-undang baru ini penting bagi negara-negara non Uni Eropa yang mempertahankan perjanjian dengan blok itu.

2. Para penggemar senjata api menilai peringatan pemerintah Swiss terlalu dibesar-besarkan

twitter.com/Hafizul_Islam_M

Para penggemar senjata api dibalik referendum yang digelar hari Minggu, 19 Mei 2019, lalu bersikeras bahwa peringatan pemerintah terlalu dibesar-besarkan. Kampanye itu menuduh bahwa perubahan hukum di Uni Eropa mengendalikan kedaulatan Swiss dan akan menghapus hak memiliki senjata di Swiss. Kelompok lobi senjata, ProTell, menyuarakan keprihatinan pada konsekuensi referendum tersebut, di mana hanya sekitar 43 persen pemilih yang memenuhi syarat berpartisipasi.

Ketua ProTell, Jean-Luc Addor, mengatakan bahwa kebebasan mereka telah terkikis dan menegaskan bahwa reformasi tersebut tidak akan menghindari serangan teroris tunggal. Partai Rakyat Swiss (SVP), yang dikenal populis dan sayap kanan, merupakan partai satu-satunya yang menentang reformasi undang-undang, sementara itu memperingatkan bahwa tunduk pada perintah Uni Eropa akan memiliki konsekuensi.

"Kami mengakui bahwa ada kebutuhan tertentu untuk tetap di dalam Schengen dan Dublin, tetapi kami tidak dapat menerima apa pun untuk melakukannya," ungkap pernyataan dari Wakil Presiden Partai SVP, Celine Amaudru, seperti yang dikutip dari Channelnewsasia.com. Sulit untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak senjata api yang beredar di Swiss, karena senjata terdaftar secara regional dan tidak ada registrasi nasional.

Baca Juga: 11 Potret Keindahan Grindelwald, Desa di Swiss yang Bak Negeri Dongeng

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya