Tuntut Macron Mundur, Demonstran Dihujani Gas Air Mata
Ini adalah bentuk protes besar menyusul kenaikan harga solar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times - Sejumlah demonstran kembali melakukan protes besar-besaran menuntut pengunduran diri Emmanuel Macron dari jabatannya sebagai Presiden Prancis. Protes tersebut berawal dari kenaikan harga solar yang dinilai memberatkan sebagian besar rakyat Prancis. Akibatnya, pihak kepolisian terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Bagaimana awal ceritanya?
Baca Juga: Macron Serukan Hubungan Lebih Erat Antara Perancis Dengan Jerman
1. Sebanyak 3.000 pasukan kepolisian dikerahkan untuk mengawal jalannya demo besar-besaran ini
Dilansir dari BBC, kepolisian Paris terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk menghalau para demonstran yang bertindak vandalistis menyusul kenaikan harga solar. Sebanyak 3.000 polisi telah diturunkan ke lokasi berlangsungnya demonstrasi besar-besaran ini.
Aksi yang dilakukan di Paris kali ini merupakan aksi kedua setelah pekan lalu melakukan hal serupa beberapa hari setelah pengumuman kenaikan harga solar. Mereka menamai aksi ini yang dikenal dengan aksi "rompi kuning" menuntut pengunduran diri Emmanuel Macron yang dinilai gagal sebagai Presiden Prancis. Sebagian besar dari mereka menyanyikan lagu kebangsaan Prancis sebagai bentuk kepedulian warga terhadap negaranya sendiri dan memanggil Macron dengan sebutan "pencuri".
"Ini adalah segelintir pendemo yang menyebabkan masalah. Yang kami inginkan adalah menggunakan hak kami untuk protes. Kami tidak akan bertarung dengan polisi, kami tidak di sini untuk itu," ungkap salah satu pendemo yang dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Rakyat Tak Puas, Popularitas Presiden Prancis Terjun Bebas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.