TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Pribumi Kanada Tuntut Pencarian Kuburan Massal 215 Anak

PM Kanada telah menjanjikan bantuan meski sedikit rincian

Ratusan sepatu anak-anak diletakkan di bekas sekolah asrama Indian Kamloops untuk mengenang tragedi ratusan anak-anak pribumi yang tewas. (Twitter.com/ahmadiyyacanada)

Ottawa, IDN Times - Beberapa kelompok adat di Kanada menuntut dilakukannya pencarian kuburan massal setelah ditemukannya sebanyak 215 anak-anak pribumi yang tewas. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menjanjikan bantuan meski hanya sedikit rincian. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ketua Majelis Pertama Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa keluarga pantas mengetahui kebenaran

Ratusan sepatu anak-anak diletakkan di bekas sekolah asrama Indian Kamloops untuk mengenang tragedi ratusan anak-anak pribumi yang tewas. (Twitter.com/ahmadiyyacanada)

Dilansir dari BBC, kelompok-kelompok adat di Kanada dalam pernyataannya pada hari Senin, 31 Mei 2021, waktu setempat mengatakan telah menuntut pencarian kuburan massal secara nasional setelah ditemukannya sisa-sisa 215 anak-anak di sebuah bekas sekolah Indian Kamloops pada pekan lalu. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan di hari yang sama bahwa mencari lebih banyak kuburan massal adalah bagian penting dari menemukan kebenaran tetapi tidak membuat komitmen khusus. Ia juga menambahkan sebagai seorang ayah, ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika anak-anaknya diperlakukan seperti itu juga dan sebagai Perdana Menteri Kanada, ia merasa terkejut dengan kebijakan memalukan dengan mencuri anak-anak dari komunitas adat mereka.

Sementara itu, dia menjanjikan adanya tindakan nyata ketika mendapatkan pertanyaan apa yang akan dilakukan pemerintah Kanada dan dia tidak menawarkan komitmen khusus. Pihak Tk'emlups te Secwepemc First Nation telah mengumumkan pada pekan lalu bahwa sisa-sisa tersebut ditemukan di bekas sekolah perumahan yang didirikan untuk mengasimiliasi masyarakat adat. Ketua Nasional Majelis Pertama Bangsa-Bangsa, Perry Bellegrade, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keluarga pantas mengetahui kebenaran dan kesempatan untuk sembuh.

Ia juga menambahkan penyelidikan dilakukan secara menyeluruh ke semua bekas situs sekolah perumahan yang dapat mengarah pada lebih banyak kebenaran genosida terhadap orang-orang setempat.

Baca Juga: 215 Jenazah Anak-anak Ditemukan di Bekas Sekolah Pribumi di Kanada 

2. Pengumuman pekan lalu menimbulkan kecaman keras serta mendorong orang-orang setempat mengibarkan bendera setengah tiang

Kepolisian Lethbridge di Kanada memasang bendera Kanada setengah tiang memperingati tragedi tewasnya ratusan anak-anak pribumi di bekas sekolah Indian Kamloops. (Twitter.com/lethpolice)

Pengumuman pada pekan lalu memicu kemarahan, mendorong pengibaran bendera Kanada setengah tiang, dan orang-orang meletakkan ratusan sepatu kecil di lapangan umum, tempat-tempat pemerintahan dan di tangga gereja, serta mengacu pada peran Gereja-Gereja Kristen dari berbagai denominasi dalam menjalankan sekolah. Sudah lama beredar rumor di masyarakat adat, yang juga dibahas oleh komisi, mengenai anak-anak yang dikuburkan di sekolah-sekolah ini. Volume keempat dari laporan komisi yang berjudul "Anak-Anak Hilang dan Pemakaman Tanpa Tanda" mengidentifikasi sebanyak 3.200 anak yang meninggal di sekolah-sekolah asrama, di mana sekitar sepertiga diantaranya tidak disebutkan namanya.

Sejak publikasi laporan itu pada tahun 2015 lalu, sebanyak 900 anak diantaranya tambahan telah diidentifikasi. Dalam laporan tersebut, orang tua berbicara mengenai anak-anak yang pergi ke sekolah dan tidak pernah kembali. Sebuah kelompok kerja yang dibentuk oleh komisi tersebut pada tahun 2007 lalu mengusulkan antara lain, sebuah studi untuk mengidentifikasi kuburan yang tidak bertanda.

Sementara itu, pemerintah federal setempat awalnya menolak sebesar 1,5 juta dolar Kanada atau setara dengan Rp17,7 miliar yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini, pemerintah Kanada mengumumkan pada tahun 2019 lalu sebesar 33,8 juta dolar Kanada atau setara dengan Rp399,8 miliar selama 3 tahun untuk "Daftar Kematian Siswa Sekolah Residential Nasional" dan pencatatan online pemakaman sekolah asrama.

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya