Lebanon Tak Sanggup Tangani Gelombang Baru COVID, Rumah Sakit Kolaps
Rumah sakit Lebanon hanya dialiri listrik selama 2-3 jam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tekanan krisis ekonomi Lebanon di tengah pandemik membuat negara kecil di Timur Tengah ini mengaku tidak sanggup menghadapi gelombang baru COVID-19.
Seorang direktur rumah sakit mengungkap pihaknya sudah berjuang namun pada kenyataannya mereka dihadapkan dengan fakta kurangnya obat-obatan dan eksodus tenaga kesehatan ke luar negeri, ditambah fasilitas kesehatan negara itu sekarang juga harus menghadapi pemadaman listrik hampir sepanjang waktu.
"Semua rumah sakit sekarang kurang siap daripada saat gelombang di awal tahun," kata Firass Abiad, manajer rumah sakit umum terbesar di Lebanon, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (25/7/2021).
Baca Juga: Bank Dunia Ancam Hentikan Pendanaan Vaksin COVID-19 untuk Lebanon
1. Rumah sakit kolaps karena hanya mendapat aliran listrik 2-3 jam
Firass Abiad mengungkap bahwa sejumlah tenaga medis dan perawat telah pergi, membuat Lebanon kini kekurangan tenaga kesehatan di tengah ancaman pandemik COVID-19.
"Obat-obatan yang dulu tersedia telah habis, dan pemutusan aliran listrik yang berkepanjangan telah membuat rumah sakit terus-menerus terancam," lanjutnya.
Bahkan, kata dia, Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri yang dikelolanya pun berjuang untuk mengatasinya.
“Kami hanya mendapat listrik dua sampai tiga jam, dan sisanya ke genset,” kata Abiad.
Selain khawatir mereka bisa kehabisan tenaga, para tenaga medis memiliki beban besar karena harus terus-menerus berburu bahan bakar minyak.
Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Sudah Sampai Lebanon dan Jerman