Pasca 'Kudeta', Turki Tutup 130 Media yang Dianggap Pembangkang!
Berlebihan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak kudeta pada Sabtu, 16 Juli kemarin, pemerintah Turki gencar menangkap orang-orang yang dianggap sebagai bagian dari para militan. Pemerintah Recep Tayyip Erdogan bukan hanya menangkap para tentara yang menjadi 'pembawa senjata' dalam kudeta tersebut, tapi juga masyarakat awam. Salah satu pihak yang dituduh menjadi bagian dari kudeta tersebut adalah media.
Berbagai media massa dianggap memotori rencana sampai yang memperkeruh situasi kudeta. Pemerintah Turki, terhitung Rabu (27/7), dikutip dari Sky News, telah menutup 130 media massa dan lebih dari 40 jurnalis ditangkap dengan tuduhan pembangkang.
Baca Juga: Gara-gara April Mop, 10 Berita Maha Penting Ini Dianggap Lelucon
Tiga kantor berita, 16 channel televisi, 23 stasiun radio, 45 koran, 15 majalah dan 29 percetakan jadi korban.
Erdogan menuduh seorang ulama keturunan Amerika, Fethullah Gulen sebagai pencetus serangan ini. Gulen juga diketahui memilik pengaruh di beberapa media di Turki, salah satunya adalah kantor berita Cihan. Cihan sendiri adalah satu dari tiga kantor berita yang dicabut izin operasinya. Selain itu, otoritas juga telah mengirimkan surat penangkapan terhadap 42 jurnalis awal pekan ini.
42 jurnalis ini dituduh menjadi anak buah Gulen. Para pewarta berita itu menjadi bagian dari kudeta yang dirancang oleh Gulen. Kemudian, Rabu kemarin juga 47 pegawai dari koran Zaman juga dianggap menjadi simpatisan Gulen. Maka, 47 orang itu juga diwajibkan mengundurkan diri atau di-PHK.
Editor’s picks
Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Kamu Harus Menjelajahi Turki Tahun Ini