TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Khawatir dengan Kerja Sama Militer dan Rudal Korut-Iran

AS lihat kerja sama Iran-Korut sebagai ancaman

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, pada Selasa (16/4/2024) mengungkapkan bahwa Washington sangat prihatin terhadap dugaan kerja sama militer antara Korea Utara dan Iran.

Pernyataan itu disampaikan Miller menanggapi kekhawatiran AS mengenai kerja sama Teheran dengan Pyongyang dalam program nuklir dan rudal balistik.

“Tentu saja, ini adalah sesuatu yang sangat kami khawatirkan,” kata Miller pada konferensi pers, dikutip Yonhap.

1. AS sebut ancaman yang ditimbulkan Korut dan Iran sangat serius

Korea Utara dan Iran menjalin hubungan diplomatik sejak 1973. Keduanya memiliki hubungan dekat saat berada di bawah sanksi internasional atas program senjata mereka.

Dalam penjelasan terpisah, juru bicara Departemen Pertahanan AS Pat Ryder mengatakan, pihaknya tidak dapat berspekulasi tentang kemungkinan senjata Korea Utara digunakan dalam serangan Iran terhadap Israel. Meski begitu, AS menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara dan Iran dengan sangat serius.

“Jika menyangkut kawasan Indo-Pasifik, hubungan kami dan aliansi kami dengan Republik Korea dan Jepang juga sangat kuat, dan kami akan berdiri di samping mereka untuk bekerja, bersama menuju keamanan dan stabilitas di seluruh kawasan,” kata Ryder.

Baca Juga: Uni Eropa Sebut Hizbullah maupun Iran Tidak Siap Berperang

2. AS akan jatuhkan sanksi baru terhadap Iran

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa mengatakan, pihaknya akan segera menjatuhkan sanksi baru kepada Iran sebagai respons atas serangannya terhadap Israel pekan lalu. Sanksi ini disebut dapat mengurangi kapasitas Iran untuk mengekspor minyak. 

“Sehubungan dengan sanksi, saya sepenuhnya berharap bahwa kami akan mengambil tindakan sanksi tambahan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang,” kata Yellen dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington, dikutip Reuters.

"Kami tidak meninjau instrumen sanksi kami. Namun dalam diskusi yang saya lakukan, semua opsi untuk mengganggu pendanaan teroris terhadap Iran terus dibahas," tambah Yellen.

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan, mereka juga berupaya meminta bantuan dari China, mitra G7, dan pemasok global utama lainnya untuk membatasi kemampuan Iran dalam mengekspor minyak dan mendapatkan mikroelektronik yang dibutuhkan untuk persenjataannya.

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya