TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

303 Orang Tewas karena Aliran Sesat Berpuasa Sampai Mati di Kenya

Mereka dibuat percaya masuk surga dengan cara cepat mati

Ilustrasi korban meninggal. (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 303 orang tewas akibat sebuah aliran sesat di Kenya. Aliran tersebut mengajarkan pengikutnya untuk berpuasa sampai meninggal agar bisa bertemu Yesus.

Melansir Marca yang mengutip media lokal menyebutkan, Komisaris Polisi Daerah Pantai Kenya, Rhoda Onyancha, membenarkan hal tersebut. Jumlah itu dicatat sejak hutan Shakahola digali pada April 2023.

"Yang teridentifikasi kerabatnya (masih hidup) ada 19 orang, sedangkan yang dilaporkan hilang ada 613," ujar Onyancha, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga: Jenazah Korban Ajaran Sesat di Kenya Ditemukan Tidak Memiliki Organ

Baca Juga: Dubes Rumania di Kenya Ditarik Usai Samakan Orang Afrika dengan Monyet

1. Pengikut aliran sesat dibuat percaya masuk surga dengan cara cepat mati

Ilustrasi meninggal (IDN Times/Mia Amalia)

Sebelumnya, Rhoda menjelaskan, para pengikut sekte itu dibuat percaya bahwa mereka akan mencapai surga lebih cepat jika mati kelaparan.

Laporan The South African menyebutkan, penyebab kematian yang dialami korban diduga karena mereka kelaparan. Sementara itu, Ahli Patologi Pemerintah, Johansen Oduor, menuturkan bahwa beberapa korban, termasuk anak-anak dicekik, dipukuli atau mati lemas.

Baca Juga: Keren! Kenya Akan Luncurkan Satelit Operasional Pertamanya

2. Pemimpin aliran sesat adalah seorang pemimpin gereja

ilustrasi aliran sesat (pexels.com/cottonbro)

Pengadilan Kenya telah menolak memberikan jaminan kepada Paul Mackenzie, pimpinan aliran itu. Diketahui, Paul juga merupakan seorang pemimpin Gereja Good News International.

Dalam perkara ini, Paul dituduh memerintahkan pengikutnya, termasuk anak-anak mereka, kelaparan sampai tewas agar mereka dapat pergi ke surga dan bertemu Yesus sebelum kiamat tiba.

Untuk mendalami kasus ini, Presiden William Ruto membentuk komisi penyelidikan. Dia juga membentuk satuan tugas (satgas) untuk meninjau kembali peraturan yang mengatur badan-badan keagamaan.

Baca Juga: Korban Sekte Sesat di Kenya 201 Orang, Anak-anak Dibunuh Lebih Awal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya