TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Facebook Ganggu Hacker Iran yang Incar Personel Militer AS

Malware yang digunakan terkait militer Iran

Ilustrasi logo 3D Facebook dan Messenger. (Unsplash.com/Alexander Shatov)

Washington, DC, IDN Times - Facebook pada hari Kamis (15/7/2021) mengumumkan bahwa perusahaan telah mengabil tindakan terhadap kelompok peretas Iran yang dikenal sebagai Tortoiseshell. Facebook mengatakan bahwa kelompok tersebut menggunakan platform untuk mengincar personel militer Amerika Serikat (AS) dan orang-orang yang bekerja di perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan.

Selain menargetkan personel militer AS peretas juga mengincar personel dan organisasi militer di Inggris dan Eropa.

1. Hacker membuat profil palsu

Ilustrasi hacker. (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dilansir Reuters, Facebook menyampaikan bahwa kelompok peretas asal Iran itu diketahui menjerat korbannya menggunakan persona daring palsu, kadang-kadang membangun kepercayaan selama beberapa bulan dan mengarahkan mereka ke situs lain di mana mereka ditipu untuk membuka tautan berbahaya yang akan menginfeksi perangkat mereka dengan malware mata-mata.

Tim investigasi Facebook menyampaikan bahwa tindakan peretas tersebut memilik ciri-ciri operasi dengan sumber daya yang baik dan gigih, mereka mengandalkan langkah-langkah keamanan operasional yang relatif kuat untuk menyembunyikan identitasnya.

Kelompok itu diketahui membuat profil fiktif di berbagai platform media sosial agar tampak lebih kredibel, dan sering kali menyamar sebagai perekrut kerja atau karyawan perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan.

Karena profil palsu tersebut layanan media sosial lainnya telah diberitahu oleh Facebook dan telah bertindak. Seperti LinkedIn milik Microsoft telah menghapus sejumlah akun, sedangkan Twitter mengatakan bahwa perusahaan sedang melakukan penyelidikikan terkait informasi tersebut.

Mereka para peretas menggunakan domain yang disesuaikan untuk menarik targetnya, termasuk dengan situs web perekrutan palsu untuk perusahaan pertahanan, dan menyiapkan infrastruktur daring yang memalsukan situs web pencarian pekerjaan yang sah untuk Departemen Tenaga Kerja AS.

2. Hacker menggunakan malware yang terkait militer Iran

Ilustrasi hacker. (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dilansir Reuters, Facebook menjelaskan bawa kelompok itu menggunakan layanan email, perpesanan, dan kolaborasi untuk mendistribusikan perangkat lunak berbahaya atau malware, termasuk melalui dokumen Microsoft Excel yang berbahaya. Terkait aktivitas jahat itu juru bicara Microsoft mengatakan bahwa mereka mengetahui dan telah melacak aktor ini dan akan mengambil tindakan ketika mendeteksi aktivitas jahat.

Sementara itu Google menyampaikan bahwa perusahaan telah mendeteksi dan memblokir tautan berbahaya di Gmail dan mengeluarkan peringatan kepada penggunanya. Aplikasi perpesanan tempat kerja Slack Technologies juga telah bertindak untuk menjatuhkan peretas yang menggunakan situs tersebut untuk rekayasa sosial dan menutup semua yang melanggar aturan.

Dilansir The Hill, kelompok tersebut berdasarkan keterangan Facebook menggunakan malware yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi informasi (TI) Iran yang memiliki kaitan dengan militer Iran, dengan eksekutif perusahaan terkait dengan kelompok yang sebelumnya disetujui oleh pemerintah AS. 

Facebook saat ini telah mengambil langkah-langkah termasuk memberi tahu calon korban, memblokir situs web jahat palsu agar tidak dibagikan di Facebook, dan menutup sekitar 200 akun palsu. Perusahaan telah berbagi informasi tentang operasi peretasan dengan penegak hukum.

Terkait potensi peretasan Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan di Facebook mengatakan.

"Ini adalah kampanye dengan sumber daya yang baik dan ditargetkan dengan hati-hati. Kami telah memperingatkan orang-orang yang kami yakini mungkin telah menjadi sasaran. Karena upaya kompromi tampaknya terjadi di luar platform kami, kami tidak dapat menilai seberapa sukses mereka."

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya