TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inggris akan Larang Alat Makan Plastik Sekali Pakai

Kebijakan sampah plastik dianggap tertinggal dari UE

Ilustrasi sendok dan garpu plastik sekali pakai. (Unplash.com/Volodymyr Hryshchenko)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris pada hari Sabtu (28/8/2021) dilaporkan telah mengumumkan rencana untuk melarang penggunaan alat makan plastik sekali pakai, termasuk gelas polistiren. Upaya ini akan diharapkan akan dapat membantu ketergantungan terhadap alat makan plastik. Konsultasi tentang kebijakan ini akan diluncurkan pada musim gugur.

1. Langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik

Ilustrasi sendok dan garpu plastik sekali pakai. (Pixabay.com/JennieCrocus)

Melansir dari The Guardian, dalam upaya mengurangi penggunaan plastik pemerintah juga akan memberlakukan pajak kemasan plastik mulai April 2022. Pajak tersebut akan mengenakan biaya 200 pound sterling (Rp3,9 juta) per ton untuk plastik yang memiliki kandungan daur ulang kurang dari 30 persen. Kebijakan itu diharapkan mendorong jumlah penggunaan bahan daur ulang yang lebih banyak.

Sejak tahun 2015 Inggris telah mengurangi penggunaan kantong plastik di swalayan sebesar 95 persen. Pada 2018 pemerintah mengeluarkan kebijkakan melarang manik-manik mikro dalam produk cuci pada tahun. Pada 2020 penggunaan cotton buds dan pengaduk minuman kertas dilarang. Pemerintahah Inggris pada 2019 mengumumkan skema pengembalian deposit untuk botol plastik, tapi diperkirakan paling cepat baru akan berlaku di Inggris pada akhir 2024.

Inggris sedang berupaya membuat daur ulang yang lebih baik dengan membuat perusahaan membayar penuh biaya daur ulang dan membuang kemasan mereka. Program itu telah diperkenalkan dan berharap dapat diperluas secara bertahap mulai tahun 2023.  Pemerintah juga sudah berkonsultasi mengeai skema daur ulang konsisten di seluruh negeri, yang membantu orang memahami skema daur ulang.

Untuk semakin mengurangi ketergantungan terhadap produk plastik lainnya pemerintah telah membahas kemungkinan untuk menghapus barang-barang termasuk, kertas PVC, stiker, keranjang buah dan sayuran, dan penyaring plastik untuk kopi dan teh celup.

Menteri Lingkungan George Eustice menyampaikan kebijakan baru pemerintah ini akan membantu menghilangkan ketergantungan terhadap plastik yang tidak perlu dan menjaga lingkungan tetap bersih. Pemerntah berusaha untuk mencegah semua sampah plastik yang dapat dihindari pada akhir tahun 2042.

Baca Juga: 5 Tips Cuci Alat Makan dengan Bersih, Gak Buang Banyak Waktu

2.  Setiap tahun ada 4,3 miliar alat makan plastik sekali pakai digunakan di Inggris

Ilustrasi sampah sendok dan garpu plastik sekali pakai. (Unplash.com/Brian Yurasits)

Riset pada 2020 menunjukkan orang-orang di Amerika Serikat dan Inggris Raya menghasilkan lebih banyak sampah plastik per orang daripada negara-negara maju lainnya.

Melansir The Independent, menurut data dari Departemen Lingkungan, Makanan dan Urusan Pedesaan, setiap tahun di Inggris 18 piring plastik sekali pakai dan 37 peralatan makan plastik digunakan. Secara total setiap tahunnya ada 1,1 miliar piring sekali pakai dan 4,3 miliar peralatan makan sekali pakai digunakan, kemudian dibuang di Inggris.

Sampah plastik bisa bertahan selama berabad-abad sebelum terurai dan seringkali mengotori jalan-jalan dan tempat-tempat indah seperti taman, pedesaan, dan lautan. Berdasarkan studi yang dirilis pada bulan Juni empat sampah dari plastik makanan yang paling mengotori adalah tas sekali pakai, botol plastik, wadah makanan, dan pembungkus makanan. 

Sampah plastik tidak hanya mengancam kehidupan manusia, tapi juga hewan dan kehidupan laut. Lebih dari satu juta burung dan lebih dari 100 ribu mamalia laut dan kura-kura mati di seluruh dunia setiap tahun akibat sampah.

Baca Juga: 10 Tips Membersihkan Alat Masak Berbahan Aluminium, Jadi Kinclong!

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya