TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Macron Resmikan Ladang Kincir Angin Lepas Pantai Pertama di Prancis

Upaya menghindari krisis energi saat musim dingin di Eropa

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Twitter.com/Emmanuel)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Kamis (22/9/2022), meresmikan ladang angin lepas pantai pertama di Prancis yang memiliki sekitar 80 kincir angin.

Ladang angin itu berada di lepas pantai Saint-Nazaire dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk dibangun dan akan mulai terhubung ke jaringan pada bulan ini.

Macron telah berusaha meningkatkan energi terbarukan di Prancis. Langkah itu dilakukan untuk mengatasi krisis energi yang saat ini terjadi.

Baca Juga: Dulu Ribut Gegara Kapal Selam Nuklir, Prancis-Inggris Ingin Berbaikan

1. Macron ingin Prancis memiliki 50 ladang angin pada 2050

Ilustrasi kincir angin. (Unsplash.com/Nicholas Doherty)

Melansir Reuters, Macron telah menetapkan tujuan Prancis memiliki 50 fasilitas ladang angin pada 2050.

Untuk mempercepat proyek 50 ladang angin, waktu yang dibutuhkan dalam mengembangkan proyek energi terbarukan akan dikurangi separuh. Mempercepat proyek termasuk memangkas waktu yang diperlukan otoritas kehakiman untuk memeriksa keluhan yang sering diajukan dalam pembangunan.

Pembangunan ladang angin akan dipercepat dari proses yang memakan waktu 10 hingga 12 tahun menjadi 6 tahun. Kecepatan pembangunan itu disebut sebagai rata-rata waktu yang dibutuhkan negara Eropa lainnya.

Guna mempercepat pembangunan, akan dipermudah menemukan lokasi untuk membangun ladang angin atau memasang panel energi surya. Pembangunan panel surya dapat dilakukan di sisi jalan raya atau di tempat parkir.

Untuk memfasilitasi dan mempercepat proyek energi terbarukan, sebuah rancangan undang-undang akan disajikan minggu depan dalam pertemuan kabinet.

2. Prancis ingin mengurangi penggunaan energi

Bendera Prancis. (Pexels.com/Atypeek Dgn)

Melansir France 24, Prancis berusaha mengatasi krisis energi yang diperparah oleh perang Rusia di Ukraina. Prancis dan negara-negara Eropa lainnya khawatir kekurangan listrik selama musim dingin, karena Rusia telah menghentikan pasokan gas alam.

Untuk mengatasi masalah itu, Prancis berupaya meningkatkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap gas dan minyak global.

Prancis sebelumnya telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan pangsa energinya dari sumber terbarukan menjadi 23 persen pada 2020, tapi hanya berhasil mencapai 19 persen. Itu membuat Prancis berada di posisi ke-17 di Uni Eropa, di bawah rata-rata 22 persen di blok 27 negara

Pemerintah telah memperingatkan bahwa skenario terburuk dalam krisis energi saat ini dapat menyebabkan pemadaman listrik bergilir. Untuk itu, pemerintah memperkenalkan rencana ketenangan energi yang menargetkan pengurangan 10 persen penggunaan energi pada 2024.

Baca Juga: Ini Alasan Indonesia Beli Pesawat Tempur dari Prancis 

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya