TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantan Jenderal Guatemala Diadili atas Genosida Suku Ixil Maya

Dituduh perintahkan lebih dari 30 pembantaian

Bendera Guatemala. (Unsplash.com/Shalom de León)

Jakarta, IDN Times - Benedicto Lucas Garcia, 91 tahun, mantan jenderal di Guatemala, yang dituduh melakukan genosida diadili pada Jumat (5/4/2024). Dia dituduh memerintahkan lebih dari 30 pembantaian yang menewaskan lebih dari 1.200 suku Ixil Maya.

Pembunuhan massal itu terjadi saat Guatemala menghadapi perang saudara sepanjang 1960-1996. Selama konflik diperkirakan 200 ribu orang tewas, lebih dari 80 persennya adalah penduduk asli Maya.

Komisi yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan militer melakukan genosida terhadap lima dari 22 suku Maya pada 1981 dan 1983, bertepatan dengan masa jabatan Lucas Garcia sebagai kepala staf umum angkatan darat. Jabatan itu diperoleh ketika saudaranya Fernando Romeo Lucas Garcia menjabat sebagai presiden pada 1978-1982.

Baca Juga: Merusak Demokrasi, AS Tetapkan Sanksi ke 300 Warga Guatemala

1. Terdakwa sedang menjalani hukuman 58 tahun penjara

Dilansir RFI, Lucas Garcia mengikuti persidangan melalui tautan video dari rumah sakit militer, tempat dia menjalani hukuman penjara 58 tahun. Dia dituduh melakukan penghilangan paksa, pemerkosaan, dan penyiksaan.

“Saya sudah putus asa,” terdakwa, yang duduk di kursi di kamar rumah sakitnya, mengatakan kepada tiga hakim pengadilan.

Pengacara Nery Rodenas, dari Kantor Hak Asasi Manusia Keuskupan Agung Guatemala, mengatakan sidang akan mempresentasikan 80 laporan ahli dan sekitar 30 orang yang selamat akan memberikan kesaksian.

“Kami berharap pengadilan mempertimbangkan bahwa ini adalah bukti yang cukup untuk menjatuhkan hukuman,” kata Rodenas, yang kelompoknya mendukung para penyintas dan kerabatnya.

“Kami mengejar pengetahuan tentang kebenaran dan akses terhadap keadilan yang dapat mengarah pada pengampunan dan rekonsiliasi antara korban dan pelaku,” tambahnya.

Pada Jumat, seorang saksi ahli menyampaikan laporan tentang penggalian puluhan jenazah yang berlubang peluru dan luka bakar dari kuburan massal.

2. Berusaha menunda sidang

Ilustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Dilansir Al Jazeera, mantan petinggi militer itu membantah melakukan kesalahan dalam sidang sebelumnya pada 25 Maret. Pada saat itu, ia menggambarkan dirinya sebagai “pahlawan nasional”, meskipun kemudian mengklarifikasi bahwa yang dimaksud adalah pencapaian yang tidak terkait dengan konflik bersenjata.

Sidang bulan lalu diadakan setelah satu tahun penundaan. Salah satu dari dua pengacaranya mengumumkan pengunduran diri beberapa hari sebelum sidang dan yang kemudian lainnya juga mundur. Langkah itu dianggap sebagai upaya untuk menuda sidang.

Pada akhirnya, Lucas Garcia menerima untuk menggunakan pembela umum dan diizinkan untuk terus menghadiri sidang melalui konferensi video selama masa pemulihan dari operasi. Sidang kemudian dijadwal ulang menjadi 5 April untuk memberikan waktu bagi pengacara baru untuk bersiap.

“Kami tahu ini semua adalah manuver dan strategi yang digunakan Benedicto Lucas Garcia,” kata Diego Ceto, pemimpin suku Maya Ixil yang memberikan dukungan kepada para saksi dan penyintas selama persidangan.

Baca Juga: Cara Suku Maya Kuno Memprediksi Gerhana

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya