TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembocor Rahasia NSA, Reality Winner Dibebaskan Dari Penjara

Winner dalam hukumannya divonis 5 tahun penjara

Ilustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Georgia, IDN Times - Reality Winner mantan pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA) yang ditahan pihak berwenang sejak 2017 telah dibebaskan dari penjara federal. Pembebasan Winner diumumkan oleh pengacaranya pada Senin (14/6/2021), waktu setempat. Winner ditahan karena membocorkan dokumen rahasia ke media. Dokumen tersebut berisi upaya campur tangan Rusia dalam pemilu AS pada tahun 2016.

1. Dibebaskan karena perilaku teladan

Ilustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir The Independent, meski telah dibebaskan dari penjara federal Winner akan terlebih dahulu berada di di pusat Manajemen Masuk Kembali Perumahan di Texas, sebelum dibebaskan ke lingkungan normal. Hukuman Winner diperkirakan akan berakhir pada bulan November 2021. Dia ditahan selama lima tahun di bawah hukuman pertama di bawah Undang-Undang Spionase pada tahun 2017.

Jaksa Departemen Kehakiman menyampaikan bahwa hukumannya adalah yang terlama dijatuhkan karena merilis data pemerintah secara tidak sah ke media, setelah dia mengirimkan salinan dokumen ke media investigasi The Intercept pada tahun 2016.

Pengacara Winner, Alison Grinder Allen dalam sebuah pernyataan menyampaikan bahwa pembebasan Winner karena perilakunya yang teladan selama ditahan.

Ibu Winner, Billie J. Winner-Davis telah memohon kepada pemerintahan Biden untuk memberikan grasi pada putrinya.

“Yang diperlukan hanyalah tanda tangannya untuk mengubah hukumannya dan membawanya pulang kepada kami. Pemerintahan Trump menganiaya Realitas dengan sangat kuat karena informasi yang dia keluarkan, dan keheningan yang berkelanjutan dari pemerintahan ini adalah penganiayaan yang berkelanjutan," katanya kepada MSNBC bulan ini, yang dikutip dari The Independent.

Baca Juga: Intelijen Denmark Bantu AS Memata-matai Pejabat Eropa

Dilansir BBC, Winner merupakan mantan ahli bahasa yang bekerja di fasilitas NSA di Georgia. Dia telah membocorkan dokumen rahasia kepada sebuah media bernama The Intercept. Dokumen rahasia itu menuduh bahwa dinas intelijen militer Rusia telah mencoba melakukan serangan siber terhadap setidaknya satu pemasok perangkat lunak pemungutan suara AS beberapa hari sebelum pemilihan presiden AS pada 2016.

Dia juga menuduh Rusia mengirim pesan yang mengelabui ke lebih dari 100 pejabat pemilihan lokal.
Namun, dalam dokumen tidak menyampaikan bahwa peretas berhasil atau tidak. Dokumen tersebut dikabarkan ditandai untuk dirahasiakan sampai Mei 2042.

Baca Juga: Jerman Hukum Mantan Intelijen Suriah dalam Kasus Penyiksaan

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya