TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pria Kanada Dituduh Dalangi Upaya Kudeta di Haiti 

Kasus tidak terkait dengan kematian pemimpin Haiti

Bendera Kanada. (Unsplash.com/Harry Grout)

Jakarta, IDN Times - Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP), pada Kamis (17/11/2022), mendakwa Gerald Nicolas. Pria berusia 51 tahun itu dituduh melakukan aksi terorisme. 

Dalam dakwaan, Nicholas diduga berupaya menggulingkan pemerintahan Haiti, ketika masih dipimpin mendiang Presiden Jovenel Moise, yang dibunuh pada Juli 2021.

Baca Juga: Ini Alasan RI Ajak Kanada-Australia Bentuk Organisasi Penghasil Nikel

1. Menghadapi tiga dakwaan terorisme

Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir BBC, RCMP menuduh Nicolas melakukan perjalanan ke Haiti untuk mengoordinasikan sekelompok orang yang merencanakan kudeta untuk menjatuhkan pemerintahan Moise.

"Penyelidikan, yang dimulai pada Juli 2021, mengungkapkan bahwa tuan Nicolas berencana melakukan revolusi bersenjata di Haiti dan akhirnya merebut kekuasaan," kata RCMP. 

Nicholas menghadapi tiga dakwaan terkait terorisme, termasuk meninggalkan Kanada untuk terlibat dalam kegiatan teroris, memfasilitasi aktivitas teroris, dan menyediakan properti untuk tujuan terorisme.

Juru bicara RCMP, Sersan Charles Poirier, mengatakan Nicholas diduga telah mengunjungi beberapa negara di Karibia dan Amerika Selatan untuk merekrut, membiayai, dan juga memperoleh senjata, tapi tidak berhasil memperoleh senjata.

Nicolas akan menghadapi persidangan di pengadilan Quebec pada 1 Desember. Jika terbukti bersalah Nicolas terancam hukuman hingga 14 tahun penjara.

2. Menganggap tuduhan bersifat rasis

Melansir CBC, Nicolas membantah terlibat dalam tindakan terorisme dan menyampaikan bahwa telah dijebak oleh seorang wanita yang dia temui secara daring di situs kencan Seeking Arrangement.

Dia mengaku telah mengirim uang dan pergi ke Haiti, tetapi mengklaim itu semua dilakukan untuk "orang yang membutuhkan." Nicholas menganggap alasan dia dituduh berkaitan dengan etnisnya sebagai pria Haiti. 

"Jika saya berkulit putih, saya tidak akan berbicara dengan Anda hari ini. Satu-satunya hal yang saya lakukan adalah pergi ke Haiti dan mendidik warga Haiti, sehingga mereka dapat memiliki masa depan (di tangan mereka)," kata Nicolas.

Michel Juneau-Katsuya, mantan perwira intelijen senior dan manajer di Dinas Intelijen Keamanan Kanada, telah memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut dan mempertanyakan mengapa Nicholas tidak berada dalam tahanan polisi.

“Ada sedikit kerancuan dalam informasi. Karena dikatakan bahwa RCMP menangkap seseorang, tapi sekarang dia tidak ditahan dengan tuduhan semacam itu. Kita tidak berbicara hanya tentang pencurian sepeda di sini, kita sedang berbicara tentang kegiatan teroris," katanya. 

"Kami telah memiliki orang-orang yang didakwa di bawah hukum pidana untuk kegiatan teroris, tetapi merencanakan kudeta di luar negeri adalah pertama kalinya kami menuntut seseorang seperti itu. Ini sangat serius. Ini bisa menjadi penjara seumur hidup jika hukuman diperlukan," sambung Juneau-Katsuya.

Baca Juga: Ketua Geng Kriminal Haiti Buka Blokir BBM di Negaranya

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya