TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pusat Imigrasi Inggris Dilempar Bom Bensin, Pelaku Bunuh Diri di SPBU 

Dilakukan oleh orang kulit putih, tidak dianggap teroris

Bendera Inggris Raya. (Unsplash.com/simon frederick)

Jakarta, IDN Times - Pusat imigrasi di pelabuhan Dover, Inggris dibakar oleh seorang pria yang melemparkan bom bensin pada Minggu (30/10/2022). Informasi itu disaksikan langsung oleh fotografer Reuters dan telah dibenarkan oleh kepolisian. 

Akibat serangan itu, dua orang mengalami luka ringan. Saat ini, sekitar 700 migran di fasilitas itu telah dipindahkan ke Manston untuk keselamatan mereka selama tahap awal penyelidikan polisi.

 

Baca Juga: Rusia Tuding Inggris yang Ledakkan Pipa Gas Nord Stream 

1. Pelaku bunuh diri

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir Reuters, saksi melaporkan bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 11:20. Pelakunya adalah pria kulit putih yang datang ke lokasi kejadian dengan mengendarai mobil dan mengenakan kemeja kotak-kotak. Dia kemudian melemparkan tiga bom bensin, salah satunya gagal meledak.

Saksi mata itu mengatakan, setelah melakukan penyerangan tersangka pergi ke pom bensin terdekat, mengikatkan tali di lehernya, menempelkannya ke tiang logam dan bunuh diri.

Kepolisian mengatakan pelaku membakar dengan menggunakan dua hingga tiga alat pembakar dan dilemparkan ke luar dan ke dalam bangunan.

"Dua orang telah melaporkan luka ringan dari dalam properti. Tersangka diidentifikasi, dan sangat cepat ditemukan di sebuah pompa bensin terdekat dan dipastikan meninggal," kata polisi.

Polisi menambahkan, mereka telah menemukan perangkat lain di dalam kendaraan penyerang dan telah dipastikan aman. Motif serangan masih belum diketahui dan pihak berwenang tidak memperlakukan serangan sebagai insiden teroris, tapi tetap membuka kemungkinan itu.

2. Fasilitas yang dibakar merupakan tempat pemrosesan bagi migran yang datang melalui Selat Inggris

Fasilitas imigrasi di Dover adalah tempat perhentian pertama bagi migran yang datang secara ilegal melalui jalur Selat Inggris, sebelum mereka dikirim ke akomodasi lain dan pengajuan untuk tinggal di Inggris dalam proses peninjauan.

Jumlah orang yang menyeberangi Selat Inggris telah meningkat tajam dan pemerintah menghadapi kritik dari beberapa pihak bahwa kontrol perbatasan terlalu lemah. Sementara, badan amal dan kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah memperlakukan migran secara tidak manusiawi.

Kebakaran itu terjadi di saat adanya laporan bahwa keputusan yang dibuat oleh Menteri Dalam Negeri, Suella Braverman, telah menyebabkan kepadatan penduduk dan wabah kudis serta difteri di pusat pemrosesan migran lainnya. Saat ini kebijakan pemerintah terhadap migran merupakan isu yang panas.

Baca Juga: Dua WNA Inggris Tersesat saat Mendaki Gunung Agung, Evakuasi Sulit       

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya