Raja Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Masa Kolonial
Belanda menghapus perbudakan pada 160 tahun lalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Raja Belanda Willem-Alexander secara resmi meminta maaf atas keterlibatan negaranya dalam perbudakan. Permintaan maaf itu disampaikan pada Sabtu (1/7/2023), dalam upacara peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan secara sah di Belanda.
Belanda merupakan salah satu kekuatan kolonial besar setelah abad ke-17, yang menguasai banyak wilayah di seluruh dunia. Selama pemerintahan kolonial, pedagang budak telah memperdagangkan lebih dari 600 ribu orang.
Baca Juga: 5 Fakta Belanda Minta Maaf atas Peran Perbudakan di Masa Lalu
Baca Juga: Belanda Minta Maaf atas Perannya dalam Perbudakan Dunia
1. Permintaan maaf Raja Belanda
Dilansir Reuters, Raja Willem-Alexander menyampaikan permintaan maaf dalam acara Keti Koti, yang merupakan peringatan penghapusan perbudakan di negara itu pada 1 Juli. Keti Koti adalah kata-kata dari Suriname, yang berarti rantai putus.
"Pada hari ini mengingat sejarah perbudakan Belanda, saya mohon maaf atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini," katanya, menambahkan bahwa rasisme dalam masyarakat Belanda tetap menjadi masalah dan tidak semua orang akan mendukung permintaan maafnya.
Permintaan maafnya disambut sorak-sorai dan tepuk tangan dari ribuan penonton di monumen perbudakan nasional di Oosterpark Amsterdam. Raja Willem-Alexander, sebelumnya pada 2020 telah meminta maaf di Indonesia atas kekerasan berlebihan selama era pemerintahan kolonial Belanda.
Baca Juga: Sistem Politik Etis, Sistem Balas Budi Belanda kepada Indonesia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.