TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekolah Tunanetra di Uganda Kebakaran, 11 Orang Tewas

Enam korban berada dalam kondisi kritis

Ilustrasi ruang kelas sekolah. (Unsplash.com/Ivan Aleksic)

Jakarta, IDN Times - Sebuah sekolah untuk tunanetra di Uganda, yaitu Salama School for the Blind di distrik Mukono, timur ibu kota Kampala mengalami kebakaran, Selasa (25/10/2022). Peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 1 dini hari.

Kebakaran itu menyebabkan 11 orang tewas, kebanyakan merupakan anak-anak. Saat kebakaran itu terjadi diperkirakan setidaknya ada 27 anak yang tidur di dalam asrama sekolah.

Baca Juga: Lawan Penyebaran Ebola, Uganda Lockdown 2 Distrik Selama 21 Hari

Baca Juga: Uganda Laporkan 4 Orang Meninggal karena Ebola

1. Pemerintah berjanji melakukan penyelidikan penuh penyebab kebakaran

Ilustrasi Kebakaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir France 24, kepolisian telah mengonfirmasi kebakaran itu dan menyampaikan bahwa ada 11 korban tewas dan enam dalam kondisi kritis akibat dampak insiden tersebut.

"Penyebab kebakaran saat ini tidak diketahui, tetapi sejauh ini 11 kematian akibat kebakaran telah dikonfirmasi sementara enam dalam kondisi kritis dan dirawat ke rumah sakit," kata kepolisian.

Pihak berewenang juga menyampikan  penyelidikan telah diluncurkan untuk mengtehaui penyebab dari kebakaran dan setelahnya rincian lebih lanjut akan dirilis.

Menteri Dalam Negeri Jenderal Kahinda Otafiire dalam pernyataannya menyampaikan duka cita dan memberitahu sekolah itu telah ditutup dan diberi tanda sebagai tempat kejadian kejahatan dan berjanji akan ada penyelidikan penuh.

"Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak di sekolah dan simpati kami ditujukan kepada orang tua. Sebagai pemerintah, kami akan menyelidiki akar penyebab kebakaran dan jika ada pelakunya, mereka akan ditangkap dan hukum akan berjalan," katanya.

Baca Juga: Lawan Penyebaran Ebola, Uganda Lockdown 2 Distrik Selama 21 Hari

2. Tes DNA dilakukan untuk mengidentifikasi korban

Melansir BBC, Moses Keeya, seorang dokter di rumah sakit tempat korban dirawat, mengatakan para korban sebagian besar mengalami luka di lengan, kaki, dan dada, dan salah satu korban mengalami luka bakar dalam di kepala.

Saat ini dua orang yang mengalami luka ringan telah dipulangkan dan empat anak yang masih perlu mendapat perawatan dirujuk ke Rumah Sakit Nasional Kiruddu di ibu kota. Menteri Pendidikan Joyce Kaduchu telah mengunjungi sekolah tersebut untuk untuk berbicara dengan orang tua.

"Kami semua benar-benar patah hati. Sistem pendidikan kami memberi setiap orang kesempatan, terlepas dari tantangan fisik apa yang dimiliki seseorang. Kami telah kehilangan 11 anak dalam keadaan yang sangat disayangkan," kata Kaduchu, seraya menambahkan bahwa tes DNA harus dilakukan pada tubuh anak-anak itu untuk mengidentifikasi mereka.

"Nassali berprestasi sangat baik di sekolah. Dia gadis yang periang. Setiap kali kami datang ke sekolah pada awal semester, teman-temannya akan berlari menemui kami dan berkata: 'Nassali telah datang!'" kata Jennifer Nassozi, ibu dari seorang anak perempuan berusia enam tahun yang tewas dalam kebakaran itu.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskan rasa sakit yang saya alami. Saya mengunjungi anak saya pada hari Sabtu, dia dalam keadaan sehat dan dalam waktu kurang dari tiga hari dia pergi. Tolong beri saya waktu untuk melewati rasa sakit ini," kata Richard Muhimba, ayah dari salah satu anak yang meninggal.

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya