Somalia Perpanjang Masa Jabatan Presiden Selama 2 Tahun
Masa jabat Presiden Farmaajo menjadi enam tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mogadishu, IDN Times - Somalia telah mengalami guncangan politik karena pemilu yang tertunda karena perselisihan cara pemilihan. Perselisihan itu membuat Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed atau yang juga dikenal dengan Presiden Farmaajo, yang masa jabatannya secara teknis berakhir pada 8 Februari setelah empat tahun menjabat masih terus memimpin.
Untuk menyelesaikan persolan masa jabatan presiden yang telah berakhir parlemen Somalia pada Senin, 12 April melakukan pemungutan suara, yang bertujuan untuk mendukung atau menentang perpanjangan masa jabatan Presiden Farmaajo selama dua tahun.
1. Mendapatkan dukungan dari majelis rendah
Melansir dari VOA News, dalam sidang untuk mendukung atau menentang perpanjangan masa kerja presiden, dukungan hadir dari majelis rendah parlemen. Majelis rendah parlemen Somalia sangat memilih untuk memperpanjang masa jabatan dua tahun bagi pemerintahan Presiden Farmaajo.
Dalam sidang khusus itu dihadiri 149 anggota parlemen yang mendukung perpanjangan masa jabatan, dengan hanya tiga orang yang menentang. Tetapi dalam beberapa menit, majelis tinggi parlemen keberatan, dengan meyampaikan bahwa keputusan majelis rendah tidak konstitusional.
Ketua parlemen, Mohamed Mursal, mengatakan pada hari Senin bahwa anggota parlemen harus bertanggung jawab sebagai wakil rakyat, untuk mengambil keputusan ketika diperlukan. Dia menyampaikan bahwa tidak akan membiarkan kebuntuan politik berlanjut yang mengakibatkan penundaan pemilu. Ia mengatakan, karena mewakili kepentingan bangsa, maka warga menunggu keputusannya, maka akan diperpanjang masa jabatan dua tahun untuk merencanakan pemilu.
Keputusan tersebut dianggap oleh anggota oposisi, yang dipimpin oleh mantan perdana menteri, Hassan Ali Khaire, bahwa memperpanjang masa jabatan presiden dapat berdampak negatif. Khaire menyampaikan saat ini adalah waktu yang tepat bagi Somalia untuk mengakui bahwa keputusan presiden yang akan keluar mengenai masa jabatannya secara ilegal mengarah ke jalan yang berbahaya. Mantan PM itu menambahkan, sejarah akan menilai keputusan yang diambil oleh para pemimpin jika mereka tidak hati-hati.
Sebelumnya, kepala polisi negara itu Abdi Mohamed Hassan memecat komandan polisi regional Mogadishu Jenderal Sadik Omar setelah dia mencoba untuk menangguhkan sesi parlemen, dengan alasan masalah keamanan.
Baca Juga: Kenya Tidak Hadir di Sidang Sengketa Maritim dengan Somalia
Baca Juga: Pasukan Uganda di Somalia Tewaskan 189 Pejuang Al-Shabab
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.