TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Subsidi Dipotong, Harga BBM Lebanon Naik Hingga 70 Persen

Bank sentral kesulitan membantu biaya subsidi

Ilustrasi pom bensin. (Unsplash.com/Taylor Heery)

Beirut, IDN Times - Krisis ekonomi yang saat ini dihadapi warga Lebanon akan semakin memburuk setelah pemerintah Lebanon pada hari Minggu (22/8/2021) mengumumkan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Keputusan pemerintah membuat harga BBM menlonjak tinggi hingga lebih dari 70 persen.

1. Harga bensin naik 66 dan 67 persen

Ilustrasi pom bensin. (Unsplash.com/Keagan Henman)

Kenaikan menyebabkan harga bensin oktan 95 naik 66 persen, dari 79.700 (Rp 756 ribu) menjadi 129.000 pound Lebanon (Rp1,2 juta), bensin oktan 98 naik 67 persen, dari 77.500 (Rp739 ribu) menjadi 133.200 pound Lebanon (Rp1,2 juta), solar naik 73 persen, dari 58.500 (Rp558 ribu) menjadi 101.500 pound Lebanon (Rp968 ribu), gas naik 50 persen, dari 58.500 pound (Rp558 ribu) menjadi 90.400 pound Lebanon (Rp862 ribu), mengutip data dari Roya News

Melansir dari France 24, ketiga jenis bahan bakar itu mengalami sekitar tiga kali lipat peningkatan dari kenaikan pada 23 Juni, yang terjadi sejak bank sentral negara itu mengurangi dukungan untuk impor minyak. Kenaikan ini semakin menyulitkan orang-orang di Lebanon yang mengalami kekurangan bahan bakar. Masyarakat kesulitan memperoleh bensin untuk kendaraan atau untuk menyalakan generator cadangan selama pemadaman listrik yang sering terjadi.

Untuk memperoleh bensin warga Lebanon melaukan antrean yang panjang di tempat pengisian.  Kelangkaan telah membuat warga ingin menimbun dan pemerintah mengerahkan tentara untuk menyita bahan bakar yang ditimbun dan mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan.

Bahan bakar yang sulit diperoleh menyebabkan bentrokan berulang kali terjadi karena keresahan warga telah memuncak dalam beberapa pekan terakhir, menyebabkan tiga orang tewas. Pada akhir pekan lalu sebuah tangki bahan bakar di utara Lebanom meledak, yang menewaskan sedikitnya 30 orang.

Baca Juga: Pasokan Minyak Langka, Lebanon Naikkan Harga Bahan Bakar

Melansir dari Reuters, pemotongan subsidi diputuskan setelah pertemuan darurat pada hari Sabtu yang dihadiri presiden, gubernur bank sentral, dan pejabat lainnya yang membahas krisis bahan bakar. Hasil pertemuan disepakati kenaikan harga BBM, tapi hanya sedikit kurang dari harga pasar, yang memungkinkan subsidi bisa dilanjutkan untuk saat ini.

Bulan ini bank sentral telah memberitahu tidak lagi bisa membiayai impor bahan bakar dengan nilai tukar yang disubsidi besar-besaran dan akan beralih ke harga pasar.

Bank sentral akan menyiapakan dana hingga maksimum 225 juta dolar AS (Rp3,2 triliun) untuk membantu subsidi hingga akhir September, jumlah itu harus dibayar pemerintah dalam anggaran tahun 2022.

Pound Lebanon telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya sejak krisis 2019, memicu kemiskinan melonjak signifikan selama dua tahun terakhir. Nilai 1.500 pound Lebanon saat ini setara 1 dolar AS (Rp14 ribu). Dengan harga BBM yang naik kesulitan hidup akan semakin membebani orang Lebanon.

Iran dalam membantu Lebanon dilaporkan telah melakukan pengiriman bantuan BBM.

2. Bank sentral kesulitan membiayai impor

Baca Juga: Pasokan Minyak Langka, Lebanon Naikkan Harga Bahan Bakar

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya