TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Milisi Pro Assad Mulai Memasuki Afrin Untuk Bantu Pasukan Kurdi

Afrin yang semakin memanas setiap saat

Business Recorder

Afrin, IDN Times - Pasukan milisi yang bersekutu dengan rezim Presiden Suriah Bashar al Assad beberapa saat lagi akan memasuki wilayah kota Afrin untuk membantu pasukan Kurdi menghentikan, dan menumpas serangan militer Turki dan Pemberontak Demokratis Suriah yang mereka dukung, Senin (19/02). Pasukan Kurdi yang meminta secara khusus kepada Damaskus untuk mengirimkan bantuan militer secepatnya, sekarang semua permintaan itu sudah terjawab. Seperti yang dilansir dari Reuters.

1. Kurdi terdesak, Assad datang menyelamatkan

The National

Turki dan simpatisannya melancarkan serangan ke Afrin dengan kode Operasi Cabang Zaitun pada tanggal 20 Januari 2018. Serangan yang mereka lakukan bertujuan untuk menghancurkan keberadaan pasukan militer Kurdi yang dianggap sebagai ancaman keamanan oleh Pemerintah Turki. Milisi YPG Kurdi yang dianggap sebagai organisasi teroris dan memiliki jaringan yang luas mengenai serangan teror yang sering terjadi di Turki, membuat Pemerintah Turki melancarkan operasi militer besar untuk menumpas keberadaan mereka dari Utara Suriah, terutama wilayah Suriah yang berbatasan langsung dengan Turki.

Sejak serangan Turki pada 20 Januari, pasukan Kurdi mulai dipukul mundur selangkah demi selangkah. Menurut informasi, sudah ratusan pejuang Kurdi yang terbunuh dalam perlawanan mereka melawan Turki. Semakin terpojoknya Kurdi di Afrin, membuat mereka melakukan sesuatu yang tidak diprediksi oleh siapapun. Pemerintah Kurdi melalui militernya meminta Presiden Bashar al Assad untuk mengirimkan bantuan militer ke wilayah Afrin untuk melawan invasi Turki. Dan hebatnya lagi, Assad menerima permintaan itu dan langsung mengirimkan milisinya ke wilayah Afrin.

2. Perjanjian yang kontroversial dan pandangan yang bertolak belakang

Middle East Monitor

Pengamat militer dan konflik Suriah menyatakan bahwa perjanjian yang ditandatangani antara militer Kurdi dan rezim Assad di Damaskus pada hari Minggu (18/02), sangat menimbulkan pertanyaan besar. Kurdi dan rezim Assad yang memiliki pandangan berbeda mengenai masa depan Suriah dan tidak jarang kedua pasukan mereka sering terlibat adu tembak, sekarang dapat bersatu dalam upaya menyelamatkan Afrin dari tangan Turki. Pemerintah Suriah memang sudah jelas menyatakan bahwa mereka tidak pernah akan mentolerir serangan yang dilakukan Turki di wilayah Utara Suriah dan bersumpah akan bertindak jika militer Turki bersifat agresif.

Militer Kurdi yang menjadi target utama Turki tentunya tidak dapat menghentikan gerak laju infantri dan lapis baja Turki tanpa adanya koordinasi maupun kekuatan tempur yang memadai. Perjanjian yang mereka setujui di Damaskus tentunya akan sangat membuat Kurdi mendapat sedikit kelonggaran dalam perlawanan mereka.

Menurut juru bicara militer Kurdi perjanjian tersebut akan berlaku selambat-lambatnya dua hari setelah hari panandatanganan atau Minggu. Semua itu akhirnya terbukti dan terbayarkan ketika ratusan milisi sekutu Assad yang merupakan fase awal dari bantuan Pemerintah Suriah, berhasil sampai di wilayah Afrin. Milisi ini nantinya akan melakukan koordinasi bersama militer Kurdi untuk kembali merebut beberapa wilayah Afrin yang jatuh ke tangan Turki.

Verified Writer

Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya