Pengerahan Militer Jepang di Irak, Perdana Menteri Jepang Dikritik
Konspirasi yang tersembunyi dengan baik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintahan Jepang di bawah pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Kamis (05/04/2018) menerima kritikan pedas ketika, Menteri Pertahanan Jepang mendapatkan informasi dari Japan Ground Self-Defense Force (JGSDF) bahwa mereka menemukan catatan aktivitas militer Jepang di Irak yang kemudian gagal untuk di informasikan kepada pendahulunya. Pengerahan militer Jepang ke Irak (2005-2006) termasuk salah satu operasi militer luar negeri terbesar dan beresiko yang pernah mereka lakukan setelah Perang Dunia ke-2, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Benar-benar tidak ditemukan atau memang disembunyikan?
Catatan aktivitas militer Jepang di Irak sebelumnya sudah pernah dicoba untuk ditemukan, tetapi karena tidak mendapatkan petunjuk apapun Kementerian Pertahanan Jepang memutuskan menghentikan pencariannya. Barulah pada bulan Maret 2017, Kementerian Pertahanan Jepang yang dipimpin oleh Itsunori Onodera mendapatkan informasi dari JGSDF mengenai catatan aktivitas yang dianggap hilang itu.
Tetapi karena JGSDF gagal menginformasikannya kepada Menteri Pertahanan sebelumnya, Tomomi Inada, Parlemen Jepang hanya mendapatkan pemberitahuan dari Inada bahwa catatan masih belum ditemukan. Sekarang dengan terbongkarnya masalah ke ranah masyarakat luas, Itsunori Onodera menyampaikan kepada publik bahwa catatan itu sebenarnya sudah berhasil ditemukan pada bulan Januari hanya baru dilaporkan kepada dirinya pada 31 Maret 2017.
Alhasil Onodera memerintahkan dilaksanakannya sebuah investigasi mengenai aksi penyembunyian catatan aktivitas pasukan Jepang di Irak.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.