TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta-Fakta Taliban: Sejarah 'Pelajar' Mengangkat Senjata

Penantang adidaya dari Afghanistan

Ilustrasi Taliban (ANTARA FOTO/AFP/Noorullah Shirzada)

Jakarta, IDN Times - Jatuhnya ibu kota provinsi keenam di Afghanistan, Kota Kunduz, ke tangan Taliban, terjadi setelah Amerika Serikat menegaskan posisinya yang tidak ingin terlibat lagi dalam konflik berdarah di sana. Konflik yang semakin panas dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan bahwa kelompok Taliban yang sebelumnya diremehkan ternyata berhasil memutarbalikkan keadaan.

Gempuran dahsyat selama hampir dua dekade oleh kekuatan militer AS yang terkuat di dunia, tidak berhasil mengalahkan sekelompok pemberontak bersenjatakan AK-47 dan senjata rampasan dengan taktik perang gerilya di Afghanistan. 

Keberhasilan Taliban yang sudah diprediksi banyak ahli menjadi masalah terberat yang dihadapi dan harus cepat diselesaikan pemerintah Afghanistan di Kabul sebelum benar-benar terlambat. Apalagi setelah Negeri Paman Sam menyatakan hanya masyarakat Afghanistan sendirilah yang dapat menentukan masa depan negaranya.

Berikut adalah fakta-fakta mengenai Taliban sang calon penguasa tunggal Afghanistan yang jarang diketahui banyak orang. 

Baca Juga: Warga Sipil Akan Dipersenjatai, Afghanistan Siap Perangi Taliban

1. Mayoritas beretnis Pashtun

Peta Afghanistan dengan pembagian wilayah etnis. twitter.com/Ismail1safavi

Berbicara mengenai konflik yang sedang terjadi di Afghanistan, tidak lengkap rasanya apabila tidak mengetahui asal usul kelompok Taliban. Kata Taliban sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa Persia dan etnis Pashtun yang berarti "pelajar" atau "murid". Sedangkan dalam bahasa Arab Taliban adalah bentuk jamak dari thalib yang artinya pencari ilmu, yang merujuk pada anak laki-laki.

Nama tersebut digunakan dalam sebuah gerakan yang berkembang di utara Pakistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan, pada 1990-an sesudah Uni Soviet menarik diri. Sesuai dengan asal usul namanya, anggota Taliban memang mayoritas berasal dari etnis Pashtun yang bermukim di timur dan selatan Afghanistan.

Dilansir dari Council on Foreign Relations, Taliban terbentuk sekitar awal 1990. Mereka merupakan transformasi dari Mujahidin Afghanistan, pejuang gerilya yang melawan Uni Soviet selama 1979-1989. Salah satu pendiri Taliban adalah Muhammad Omar, komandan pasukan Mujahidin yang membuat Uni Soviet hengkang dari Afghanistan pada 1989. 

Mujahidin disokong bantuan dari badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) dan badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence directorate (ISI). Mereka bergabung dengan pemuda suku Pashtun yang belajar di madrasah Pakistan hingga lahirlah Taliban.

Pada 1992-1996, mereka melakukan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Presiden Burhanuddin Rabbani yang dicap antietnis Pashtun dan korup, seperti yang dilansir Council on Foreign Relations.

Ketika kelompok Taliban dibentuk, mereka memiliki misi untuk mendamaikan dan menyatukan Afghanistan di bawah payung hukum syariah Islam versi mereka sendiri yang dinilai sangat ketat dan keras. 

Baca Juga: 3 Perbatasan Darat Afganistan yang Dikuasai Taliban

2. Menciptakan Afghanistan yang damai dari 1996-2001

Cuplikan suasana di wilayah yang dikuasai Taliban. twitter.com/pagossman

Kesuksesan Taliban yang dapat menguasai 90 persen wilayah Afghanistan selama 1996-2001, memberikan mereka kesempatan untuk mengimplementasikan kebijakannya secara nasional. Banyak yang tidak tahu bahwa saat itu, Afghanistan berhasil masuk ke fase damai untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, setelah bertahun-tahun selalu di ambang perang serta konflik besar.

Dilaporkan BBC, ketika Taliban memerintah Afghanistan mereka memperoleh dukungan yang besar di kalangan masyarakat karena berhasil mengatasi masalah korupsi, membatasi pelanggaran-pelanggaran hukum, membangun jalan, hingga mempermudah proses perdagangan.

Namun dukungan tersebut kemudian merosot tajam setelah Taliban secara sepihak mengimplementasikan hukum syariah Islam versinya, seperti melarang televisi, bioskop, teater, dan tidak menyetujui perempuan untuk pergi ke sekolah. Kebijakan-kebijakan tersebut akhirnya membuat kemajuan modernisasi dan pendidikan di Afghanistan menjadi yang paling lambat di seluruh dunia. 

Sampai hari ini, masyarakat Afghanistan berada dalam sebuah dilema untuk menentukan siapa yang akan memimpin mereka. Apakah pemerintah Afghanistan di Kabul yang terkenal korup tetapi mengedepankan paham moderat dan modernisasi, atau Taliban dengan hukum syariah Islam versinya yang ketat namun dapat menjamin pemerintahan yang adil.  

Baca Juga: Daftar Serangan Udara Fenomenal AS Menggempur Taliban

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya