Menguak Penyebab Kudeta di Sederet Negara Afrika Barat
Kudeta membayangi negara-negara Afrika
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lengsernya Presiden Republik Guinea. Alpha Condé, setelah dikudeta oleh militernya, 5 Agustus 2021, memberikan pelajaran penting mengenai fenomena yang membayangi Afrika. Rentannya benua itu terhadap aksi kudeta, menunjukkan sebuah pola transisi inkonstitusional yang marak terjadi, terutama di negara-negara Afrika Barat.
Dikutip dari The New York Times, kudeta di Guinea terjadi tepat satu tahun pascapilpres. Saat itu, Condé yang seharusnya turun dari jabatannya karena sudah menjabat dua periode. Namun, ternyata dia tetap mengikuti pilpres setelah ia secara sepihak mengubah masa jabatan presiden yang tertera di konstitusi.
Meskipun demikian, Condé akhirnya terpilih secara demokratis dan sesuai dengan perubahan konstitusi yang telah ia lakukan. Oleh sebab itu, komunitas internasional mengecam cara "inkonstitusional" militer Guinea karena yang melakukan kudeta.
Berikut adalah beberapa negara di Afrika Barat yang diselimuti kudeta dalam beberapa bulan terakhir beserta alasan mengapa aksi kudeta marak terjadi di Afrika.
Baca Juga: Kumpulan Fakta Terkini Kudeta di Guinea yang Tumbangkan Alpha Condé
Baca Juga: Profil Alpha Conde: Presiden Guinea yang Hadapi Upaya Kudeta
1. Chad
Terbunuhnya Presiden Chad, Idriss Déby, ketika sedang memimpin pertempuran melawan pasukan pemberontak 19 April 2021 lalu menjadi awal kudeta terselubung. Berselang satu hari setelah kematiannya, militer Chad langsung mengambil alih pemerintahan. Militer lantas menunjuk anak dari Presiden Déby, Mahamat Idriss Deby, sebagai pemimpin pemerintahan sementara, seperti yang dilansir BBC.
Mahamat yang merupakan seorang komandan militer, sama seperti ayahnya, memiliki pengaruh kuat dengan angkatan militer Chad. Dengan demikian, Mahamat berhasil mengonsolidasi kekuasaan pascakematian ayahnya.
Namun, aksi yang dilakukan Mahamat bersama militer Chad mendapat protes keras dari pihak oposisi yang menyebut tindakan mereka sebagai "kudeta tersembunyi". Oposisi menegaskan bahwa Chad bukan sebuah negara monarki dan apa yang telah dilakukan militer tersebut ialah tindakan inkonstitusional.
Baca Juga: 5 Fakta Peradaban Nok, Pelopor Budaya Zaman Besi Afrika Barat