TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erdogan: Perjanjian dengan Swedia-Finlandia Kemenangan Turki

Turki masih dapat jegal langkah Swedia-Finlandia gabung NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan tercapainya perjanjian dengan Swedia dan Finlandia adalah kemenangan diplomatik bagi Turki. Erdogan memperingatkan kedua negara Nordik itu menepati janjinya untuk menumpas teroris,  seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (30/6/2022).

Turki mencabut vetonya terhadap pengajuan keanggotaan NATO oleh Swedia-Finlandia pada Selasa. Keputusan ini diambil setelah ketiga negara tersebut berhasil mencapai kesepakatan dan menandatangani memorandum yang menjawab keresahan Turki selama ini. Erdogan juga menyampaikan kepuasannya mengenai poin-poin yang berhasil disepakati dalam memorandum tersebut.

Sebelumnya, Turki menolak rencana bergabungnya Swedia-Finlandia ke NATO. Penolakan ini dilakukan karena Turki menuduh kedua negara tersebut mendukung kelompok militan Kurdi yang dilabeli Ankara sebagai kelompok teroris.

Baca Juga: NATO: Nasib Finlandia-Swedia Berada di Tangan Presiden Erdogan

1. Erdogan peringatkan Swedia-Finlandia untuk tepati janji

Tercapainya kesepakatan dengan Turki ternyata tidak membuat langkah Swedia-Finlandia untuk gabung dengan NATO menjadi 100 persen aman. Keputusan untuk menerima Swedia-Finlandia kini memasuki tahap ratifikasi dari 30 negara anggota NATO. Artinya, parlemen Turki masih dapat menjegal langkah kedua negara itu dengan tidak meratifikasi keputusan tersebut.

Erdogan sendiri telah memperingatkan kemungkinan diambilnya langkah tersebut jika Swedia dan Filnandia gagal memenuhi janji-janjinya yang tertuang dalam memorandum yang telah disepakati.

Erdogan menegaskan bahwa Turki memerlukan aksi nyata dari kedua negara tersebut bukan hanya janji belaka dan akan mengawasi perkembangan dari pelaksanaan poin-poin dalam memorandum tersebut.

“Kuncinya adalah agar janji menjadi kenyataan. Dalam periode mendatang, kami akan memantau penegakan unsur-unsur dalam nota dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai. Pertama Swedia dan Finlandia harus melaksanakan tugas mereka dan itu ada dalam teks. Tetapi jika tidak, tentu saja tidak mungkin ratifikasi dikirim ke parlemen kami," kata Erdogan saat konferensi pers, dilansir dari Al Jazeera.

2. Erdogan klaim Swedia-Finlandia akan ekstradisi 73 individu

Salah satu poin dalam persetujuan tersebut mengharuskan Swedia-Finlandia agar segera menjawab permintaan Turki untuk mengekstradisi individu yang telah dilabeli Turki sebagai teroris.

Erdogan mengklaim, Swedia dan Finlandia telah berjanji untuk mengekstradisi sekitar 73 individu ke Turki. Klaim ini kemudian dinilai beberapa pihak sebagai sebuah anomali. Pasalnya, memorandum tersebut tak memuat jumlah pasti dari individu yang akan diekstradisi ke Turki.

Para jurnalis juga meragukan angka tersebut memang benar telah dijanjikan oleh Swedia dan Finlandia. Pada pernyataan pertamanya, Erdogan hanya mengklaim 60 orang yang akan diekstradisi dari kedua negara Nordik tersebut, dilansir dari The Guardian

Swedia dan Finlandia belum memberi respon terhadap klaim Turki tersebut.

Baca Juga: Erdogan Minta Swedia-Finlandia Tunjukkan Hasil Tuntutan Turki 

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya