TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eskpansi Israel di Yerusalem Timur Semakin Masif Sejak Perang di Gaza

Israel akan bangun ribuan unit rumah baru di Yerusalem Timur

Pemandangan Kota Yerusalem. (unsplash.com/Raimond Klavins)

Jakarta, IDN Times - Israel dilaporkan mempercepat pembangunan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur sejak pecahnya perang dengan Gaza enam bulan lalu. Menurut laporan eksklusif The Guardian, yang ditayangkan pada Rabu (17/4/2024), lebih dari 20 proyek perumahan baru dengan total ribuan unit telah disetujui atau sedang dibangun dalam periode tersebut.

Proyek terbesar dan paling kontroversial diinisiasi langsung oleh kementerian dan kantor pemerintah Israel. Beberapa di antara pihak yang terlibat terafiliasi dengan kelompok nasionalis sayap kanan pro-permukiman. Yerusalem Timur sendiri merupakan wilayah yang telah lama menjadi sengketa antara Israel dan Palestina.

1. Israel mulai berbagai proyek besar di jantung komunitas Palestina

Israel dilaporkan telah menyetujui pembangunan dua permukiman baru di Yerusalem Timur sejak dimulainya perang di Gaza. Ini adalah yang pertama dalam lebih dari 10 tahun terakhir.

Salah satunya adalah ekspansi permukiman Kidmat Zion yang berada di tengah lingkungan Palestina Ras al-Amud, bagian timur kota. Rencana ini disahkan hanya 48 jam setelah serangan Hamas pada Oktober lalu. 

Selain itu, dua proyek berskala besar juga direncanakan di sekitar komunitas Palestina, Beit Safafa. Pertama, Proyek Givat Hamatos yang sempat dibekukan selama 10 tahun karena tekanan internasional. Berdasarkan dokumen resmi, inisiator dan pemohon proyek adalah Otoritas Tanah Israel.

Proyek kedua bernama Givat Shaked diajukan secara formal oleh Otoritas Pengembangan Yerusalem dengan inisiator Kementerian Kehakiman Israel.

"Banyak rencana permukiman secara strategis ditujukan untuk daerah di sepanjang perimeter selatan Yerusalem Timur," kata Amy Cohen dari organisasi non-profit, Ir Amim.

Cohen menambahkan, jika diteruskan, proyek-proyek tersebut akan semakin memecah ruang hidup komunitas Palestina.

Baca Juga: Iri, Zelenskyy Minta AS Perhatikan Ukraina Seperti Israel

2. Pembangunan berlanjut meski Israel dikecam sekutunya

Bendera Amerika Serikat. (unsplash.com/Robert Linder)

Pembangunan permukiman baru ini bertujuan menambah populasi Yahudi Israel di wilayah Yerusalem Timur.

Israel sebelumnya telah menganeksasi wilayah ini secara sepihak pada 1980, namun langkah tersebut tidak diakui secara internasional dan dianggap ilegal. Yerusalem Timur sendiri diklaim oleh Palestina sebagai calon ibu kota masa depan negara mereka.

Meski menuai kontroversi, proyek pembangunan permukiman ini tetap berlanjut. Langkah Israel ini dikhawatirkan dapat merusak prospek solusi dua negara dan menghambat upaya perdamaian dengan Palestina.

Langkah Israel ini juga bisa memperburuk hubungan dengan sekutu dekatnya, Amerika Serikat. Pemerintahan Joe Biden bersama Uni Eropa dan Inggris dilaporkan telah memberlakukan sanksi kepada sejumlah pemukim Israel di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya