TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia: Perang Gak Akan Berhenti Walau Ukraina Batal Gabung NATO

Rusia tak akan berhenti hingga denazifikasi tuntas

Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia. (twitter.com/ Dmitry Medvedev)

Jakarta, IDN Times - Eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa Rusia tidak akan menghentikan perang walaupun Ukraina membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO. Pernyataan ini disampaikan Medvedev saat sesi wawancara dengan siaran televisi Prancis, LCI.

Menurutnya, walaupun Ukraina membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO, hal itu tidak cukup lagi untuk membangun perdamaian. 

"Meninggalkan partisipasinya dalam aliansi Atlantik Utara sekarang penting, tetapi itu sudah tidak cukup untuk membangun perdamaian," kata Dmitry Medvedev yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Rusia Tolak Draf Akhir Deklarasi Pelucutan Senjata Nuklir di PBB 

1. Rusia tak akan berhenti sampai denazifikasi tercapai

Rencana keanggotaan Ukraina di NATO merupakan salah satu kekhawatiran Rusia yang memicu invasinya. Namun, pembatalan keanggotaan NATO oleh Ukraina dinilai tidak lagi cukup untuk menghentikan perang.

Medvedev menyebut, Rusia tidak akan berhenti berperang sampai tujuan denazifikasi di Ukraina berhasil tercapai. Rusia menuduh paham neo-Nazi sedang berkembang subur di Ukraina.

Presiden Vladimir Putin selalu menggunakan alasan ini di berbagai kesempatan untuk membenarkan invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari.

Sementara itu, negara-negara barat menganggap tuduhan Rusia tersebut tak berdasar dan menuduh Moskow hanya ingin memperluas pengaruhnya di Eropa Timur.

2. Rusia terbuka dengan kesempatan negosiasi

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Medvedev juga menyampaikan bahwa Rusia masih terbuka untuk bernegosiasi dengan Ukraina. Namun, Rusia meminta adanya syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dapat terwujud.

Rusia dan Ukraina telah beberapa kali mengadakan perundingan. Namun, tak banyak kemajuan yang dicapai. Prospek untuk pembicaraan selanjutnya juga dinilai semakin mengecil.

"Ini (pembicaraan) akan tergantung pada bagaimana peristiwa itu terjadi. Kami sudah siap sebelum bertemu (Zelenskyy)," kata Medvedev.

Baca Juga: Polandia-Ceko Sepakat Lindungi Langit Slovakia dari Ancaman Rusia

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya