TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Mengapa Tenaga Kesehatan Singapura Minim Terpapar COVID-19

Perlu dicontoh nih, demi keselamatan petugas medis

Ilustrasi tim medis atau petugas kesehatan. unsplash/Hao Shaw

Jakarta, IDN Times - Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan untuk memerangi wabah COVID-19. Tak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia, termasuk Singapura. Tak sedikit tenaga kesehatan justru berbalik menjadi penderita COVID-19 karena terpapar dalam menjalankan tugas.

Catatan berbeda ditunjukan Singapura. Di tengah kesuraman dan ketakutan petugas medis, kisah minimnya petugas medis yang terpapar corona seolah menjadi kabar baik, tak hanya bagi Singapura tapi juga bagi dunia.

Baca Juga: Akibat COVID-19, Pemerintah Malaysia dan Singapura Sumbangkan Gaji

1. Menjaga jarak aman dengan pasien yang terpapar

IDN Times/Yogi Pasha

Dilansir dari South China Morning Post, dalam menangani kasus COVID-19, tenaga kesehatan Singapura diharuskan menjaga jarak sejauh dua meter pada pasien yang tengah menjalani masa intubasi. Intubasi merupakan prosedur memasukan sebuah tabung khusus ke dalam trakea pasien.

Prosedur ini disebut cukup berbahaya, utamanya bagi tenaga medis. pasien yang mejalani prosedur ini disebut kerap mengalami batuk-batuk. Ketentuan menjaga jarak demi keselamatan ini tampaknya sangat diperhatikan oleh tenaga kesehatan Singapura.

2. Gunakan dua lapisan masker

Ilustrasi masker N95 (IDN Times/Mela Hapsari)

Tidak hanya satu, tenaga kesehatan Singapura menggunakan dua masker sekaligus dalam menangani pasien corona. Yakni masker N95 dan masker standar bedah.

"Tidak adanya petugas kesehatan yang terinfeksi membuktikan masker surgical, kebersihan tangan dan prosedur standar lainnya ampuh melindungi dari penularan." demikian tertulis dalam sebuah jurnal dunia, The Annals of Internal Medicine.

Kekuatan social distancing juga dianggap tidak boleh diremehkan. Hal yang dilakukan Singapura dianggap ahli perlu untuk dicontoh negara-negara lainnya menghadapi COVID-19 ini.

3. Belajar dari pengalaman pahit saat wabah SARS

Para calon penumpang menunggu kendaraan yang akan membawa mereka meninggalkan Woodlands Causeway untuk menyeberang ke Singapura dari Johor pada 17/3/2020, beberapa jam sebelum Malaysia memberlakukan lockdown (karantina wilayah) karena wabah virus corona. ANTARA/REUTERS

Sejumlah dokter di Singapura mengakui kesiapan mereka menghadapi pandemi corona ini tidak sedikit dipengaruhi oleh pengalaman Singapura menghadapi wabah SARS beberapa tahun lalu.

Kala itu, 41 peren dari 238 kasus SARS yang menimpa Singapura diderita oleh tenaga medis mereka sendiri. Penundaan cuti dan rencana perjalanan segera diimbaukan kepada tenaga medis setelah kasus-kasus awal naik ke permukaan.

Rumah Sakit juga membagi tenaga kesehatan ke dalam beberapa tim untuk memastikan tenaga yang dibutuhkan cukup jika wabah ini memburuk. Juga memastikan tenaga kesehatan dapat memperoleh waktu istirahat yang cukup.

Baca Juga: Kominfo Bantah Aplikasi Lacak Kontak Pasien COVID-19 Buatan Singapura

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya