TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB Laporkan Sedikitnya 138 Demonstran Myanmar Tewas Sejak Februari

PBB didesak lakukan Sesi Khusus Darurat

Pendukung militer Myanmar membawa spanduk dan bendera saat reli di Yangon, Myanmar, Kamis (25/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 138 demonstran tewas dalam aksi demonstrasi yang berlangsung di Myanmar sejak 1 Februari lalu. Hal ini berdasarkan data yang dimiliki PBB.

Melansir dari Times of India, juru bicara PBB, Stephane Dujarric menyebutkan ada 38 orang tewas pada Minggu (14/3/2021) lalu. Paling banyak terjad di Hlaing thayer di Yangon. Sedangkan sehari sebelumya, 18 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Militer Myanmar Perintahkan Polisi Tembak Mati Demonstran

1. PBB kutuk keras kekerasan yang terjadi di Myanmar

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara dalam konferensi pers malam sebelum KTT Iklim PBB (COP25) di Madrid, Spanyol, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap demonstran di Myanmar.

"Mengutuk keras kekerasan yang sedang berlangsung terhadap pengunjuk rasa damai ini dan pelanggaran berkelanjutan terhadap Hak Asasi Manusia rakyat Myanmar," kata Dujarric mengutip dari Times of India hari ini, Selasa (16/3/2021).

PBB menyerukan agar negara-negara yang berada dalam satu kawasan dengan Myanmar bersatu untuk Myanmar dan menyampaikan aspirasi demokrasi untuk mereka.

2. PBB minta militer izinkan utusan khususnya berkunjung

Seorang pengunjuk rasa berpartisipasi dalam sebuah protes terhadap kup militer di Yangon, Myanmar, Rabu (17/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Antonio Guterres menyebutkan kesewenang-wenangan terjadi di Myanmar. "Pembunuhan demonstran, penangkapan sewenang-wenang, dan laporan penyiksaan terhadap tahanan melanggar hak asasi manusia dan menentang seruan Dewan Keamanan untuk menahan diri, berdialog, dan kembali ke jalur demokrasi Myanmar," kata Antonio seperti dikutip dari laman resmi PBB.

Antonio meminta agar militer memberi izin untuk utusan khusus PBB melakukan kunjungan. Hal ini dianggap sebagai elemen penting dalam menenangkan situasi dan mempersiapkan panggung dialog untuk kembali ke demokrasi.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Kutuk Kudeta Militer Myanmar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya