TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Gabon, Negara di Afrika Barat yang Baru Saja Dilanda Kudeta

Eksportir minyak dan penghasil uranium

ilustrasi bendera Gabon (Pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Gabon adalah salah satu negara di Afrika Barat yang dilanda kudeta militer pada 30 Agustus 2023. Penggulingan Presiden Ali Bongo Ondimba menjadikan Gabon sebagai negara terbaru di Afrika Barat yang mengalami kudeta setelah Niger. 

Menurut Bank Dunia, negara itu salah satu penghasil minyak dunia, tapi sekitar sepertiga penduduknya hidup dalam kemiskinan. Gabon memiliki hubungan dekat dengan Prancis yang terjalin dalam sistem Francafrique.

Sejak merdeka pada 17 Agustus 1960, negara ini telah beberapa kali mengalami kudeta. Berikut adalah fakta-fakta negara Gabon!

Baca Juga: Kudeta Gabon, Kemlu: 708 WNI dalam Kondisi Aman

1. Sistem pemerintahan Gabon

ilustrasi (Unsplash.com/Ralph Messi)

Gabon memiliki sistem pemerintahan Republik Presidensial. Negara itu dipimpin Ali Bongo Ondimba sejak 16 Oktober 2009 dan digulingkan militer pada 30 Agustus 2023.

Sebelum kudeta, negara itu juga memiliki kepala pemerintahan Perdana Menteri (PM) Julien Nkoghe Bekale. Dewan menteri yang bekerja ditunjuk oleh PM melalui konsultasi dengan presiden.

Pemilihan presiden dipilih secara langsung melalui suara mayoritas. Dilansir Country Reports, masa jabatan presiden adalah 7 tahun tanpa batasan periode.

Dalam sejarah sejak merdeka, Gabon kemudian didominasi oleh keluarga Bongo yang menjadi penguasa negara tersebut.

2. Dari barter, perdagangan budak, hingga penjajahan Prancis

ilustrasi bendera Prancis (Pixabay.com/Jackmac34)

Di utara, Gabon berbatasan dengan Guinea Khatulistiwa dan Kamerun. Di selatan dan timur, negara ini berbatasan dengan Kongo. Sebelah barat Gabon adalah Samudra Atlantik.

Penduduk negara ini diperkirakan sekitar 2,3 juta orang. Ada sekitar 40 kelompok etnis dengan yang paling besar adalah Fang. Kristen adalah agama utama dan diikuti oleh Islam. Bahasa resmi yang digunakan adalah Prancis.

Ada beberapa kerajaan di Gabon yang tercatat sejak awal tahun 1300-an. Ini termasuk Kerajaan Loango dan Orungu. Menurut laman CIA, sejarah awal Gabon banyak yang hilang karena kisahnya diwariskan dalam bentuk lisan.

Orang Eropa yang diyakini memiliki kontak awal dengan Gabon adalah para pedagang Portugis. Awalnya, perdagangan berjalan dengan barter. Tapi, mulai tahun 1700-an, perdagangan fokus ke budak trans-Atlantik.

Para pedagang Eropa lain yang berkontak dengan Gabon adalah Inggris, Prancis, dan Belanda yang datang di abad ke-16.

Saat perdagangan budak menurun, Prancis mulai mencengkeram wilayah ini dan menjadikannya sebagai daerah jajahan. Meski mulai ada retorika anti-kolonial di tahun 1900-an, tapi tidak ada pemberontakan.

Usai Perang Dunia II, Republik Gabon terbentuk pada 28 November 1958. Prancis menghadiahi kemerdekaan untuk negara tersebut pada 16-17 Agustus 1960.

Baca Juga: Junta Militer Niger Hapus Imunitas Dubes Prancis di Niamey

3. Omar Bongo Ondimba berkuasa selama puluhan tahun

ilustrasi (Unsplash.com/James Wiseman)

Satu tahun usai kemerdekaan, Gabon dipimpin oleh Presiden Leon M'ba dan wakilnya bernama Omar Bongo Ondimba. Selama berkuasa, M'ba dikenal kerap menindas pers dan demontrasi. Kebebasan dibatasi dan lawan politik disingkirkan.

Pada 1964, ketika M'ba berupaya membubarkan Majelis Nasional, militer menggulingkannya. Tapi, Prancis turun tangan untuk mengembalikan kekuasan itu. Pertempuran sempat terjadi selama berhari-hari dan oposisi akhirnya mampu disingkirkan.

Dilansir New World Encyclopedia, pada 1967 Presiden M'ba meninggal dan akhirnya Omar Bongo Ondimba menggantikan posisi tersebut. Sejak Bongo Ondimba berkuasa, keluarganya mengendalikan kekuasaan hingga dikudeta baru-baru ini.

Omar Bongo sendiri menang sebagai Presiden pada pemilu 1968, lalu kembali menang pada 1975. Di tahun itu, dia menghapus jabatan wakil presiden yang kemudian digantikan perdana menteri. Omar Bongo terpilih kembali sebagai presiden pada 1979 dan November 1986.

Meski ada gejolak dari kelompok oposisi, tapi tidak sepenuhnya mampu menggeser Omar Bongo. Dia terpilih lagi sebagai presiden pada Desember 1993 yang berujung pada kerusuhan sipil. Pembicaraan politik berhasil dilakukan pada 1994, di mana beberapa oposisi dimasukkan dalam pemerintahan.

Presiden Bongo kembali menang pada 1998 dan pada 2005. Banyak oposisi yang menentang hasil pemilu, tapi pengamat internasional menilai pemilu tersebut mendapatkan hasil yang representatif meski terdapat ketidakberesan.

4. Dua kudeta yang gagal dan berhasil

Ali Bongo Ondimba (Twitter.com/Ali Bongo Ondimba)

Omar Bongo meninggal pada 8 Juni 2009 karena serangan jantung. Presiden Senat menggantikan jabatan sementara sampai pemilu digelar.

Pemilu Gabon kemudian diadakan kembali pada 30 Agustus 2009, yang untuk pertama kalinya tidak ada nama Omar Bongo Ondimba. Pemilu itu melibatkan 18 calon presiden. Putra Omar Bongo, Ali Bongo, termasuk salah satunya.

Ali Bongo memenangkan kompetisi itu setelah peninjauan tiga minggu oleh Mahkamah Konstitusi. Dia dilantik pada Oktober 2009.

Dilansir Black Past, pada 2019 pemerintahan Ali Bongo diguncang upaya kudeta. Tapi peristiwa itu gagal dan Ali Bongo tetap berkuasa. Pemilu pada Agustus 2023 kemudian dilakukan di mana Ali Bongo kembali mencalonkan diri.

Tapi karena adanya dugaan kecurangan yang luas, militer melakukan kudeta dan menggulingkan Ali Bongo dari tampuk kekuasaan. Jenderal Brice Oligui Nguema ditunjuk sebagai pemimpin transisi negara tersebut saat ini.

Baca Juga: Militer Gabon Ambil Alih Kekuasaan Usai Dugaan Kecurangan Pilpres

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya