Aljazair Memutus Hubungan Diplomatik dengan Maroko
Maroko sesali keputusan Aljazair
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dua negara Afrika Utara, yakni Aljazair dan Maroko, hubungan mereka yang bertetangga telah digerogoti oleh krisis selama puluhan tahun. Mereka berperang pada 1963, kemudian perang lagi pada tahun 1975-1991.
Belum cukup perselisihan itu, perbatasan Aljazair-Maroko ditutup pada tahun tahun 1994 dan perselisihan tetap berlangsung atas status politik Sahara Barat.
Aljazair mendukung Sahara Barat yang jadi bagian Maroko. Di sisi lain, Maroko dituduh Aljazair mendukung kelompok separatis yang ada di negaranya.
Pada hari Selasa (24/8), Kementrian Luar Negeri Aljazair memutuskan untuk menghentikan hubungan diplomatik dengan Maroko. Beberapa persoalan disampaikan oleh Ramdane Lamamra, Menteri Luar Negeri Aljazair seperti menuduh Maroko menggunakan spyware Pegasus terhadap pejabatnya, dukungan kepada kelompok separatis dan kegagalan komitmen bilateral.
1. Aljazair anggap Maroko 'tidak pernah berhenti melakukan tindakan permusuhan'
Di ibu kota Aljir, Menlu Aljazair yang bernama Ramdane Lamamra pada hari Selasa melakukan konferensi pers.
Dilansir France24, Lamamra mengatakan "Aljazair telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Maroko mulai hari ini. Sejarah telah menunjukkan. Maroko tidak pernah berhenti melakukan tindakan permusuhan terhadap Aljazair," ujarnya.
Selain tuduhan itu, Lamamra juga berujar bahwa Maroko telah memimpin perang media melawan Aljazair, rakyatnya dan para pemimpinnya.
Dia juga menyinggung normalisasi hubungan Maroko dengan Israel yang dilakukan pada bulan Desember 2020. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Israel yakni Yair Lapid, berkunjung ke ibukota Rabat, Maroko, untuk meresmikan pembukaan Kedutaan Besar Israel.
Dalam kesempatan itu, Lamamra mengatakan bahwa Lapid menyatakan "kekhawatirannya tentang peran Aljazair di wilayah tersebut" yang disebut Menlu Aljazair sebuah "tuduhan tidak masuk akal dan ancaman terselubung."
Meski hubungan diplomatik dua negara putus, namun layanan konsulat tetap dibuka untuk melayani bantuan konsuler kepada warga kedua negara.
Baca Juga: Aljazair Tuduh Kebakaran Disebabkan Kelompok Teroris
Hubungan antara Aljazair dan Maroko memang sudah renggang sejak lama. Namun dalam beberapa bulan terakhir, kerenggangan itu semakin meningkat dengan beberapa kejadian.
Pertama adalah pernyataan Menlu Israel Yair Lapid ketika membuka kantor Kedubes Israel di Rabat, Maroko, yang juga disinggung pada hari Selasa oleh Menlu Aljazair.
Menurut France24, Yair Lapid khawatir bahwa Aljazair "mendekati Iran." Dia juga menyinggung kecaman Aljazair terhadap Uni Afrika, karena lembaga itu telah memberikan status pengamat untuk Israel.
Editor’s picks
Kemudian kedua, masih berkaitan dengan Israel, yakni tuduhan "tindakan spionase besar-besaran dan sistematis” oleh Maroko yang menyasar para pejabat Aljazair dan menggunakan spyware Pegasus buatan Israel.
Ketiga, dilansir Al Jazeera, pada pertengahan bulan Juli lali duta besar Maroko untuk PBB, Omar Hilal, menyerukan pada pertemuan Gerakan Non-Blok untuk "hak menentukan nasib sendiri bagi orang-orang yang tinggal di wilayah Kabylie."
Di wilayah Kabylie yang berada di selatan ibukota Aljir, ada kelompok separatis bernama MAK yang dicap teroris oleh Ajazair. Pernyataan dubes Maroko untuk PBB itu telah memicu Aljazair mememanggil pulang dubesnya untuk Maroko.
Kemudian peristiwa keempat, adalah kebakaran hutan yang melanda Aljazair sejak 5 Agustus yang telah menewaskan sekitar 90 orang. Dari jumlah itu, sekitar 30 yang meninggal adalah personel militer.
Pemerintah Aljazair menuduh kebakaran itu disebabkan oleh kelompok MAK, kelompok separatis di wilayah Kabylie, yang menurut pihak berwenang didukung oleh Maroko dan Zionis.
Rangkaian peristiwa inilah yang meningkatkan ketegangan hubungan memuncak antara Aljazair dengan Maroko sehingga Aljir memutus hubungan diplomatik dengan Rabat.
Baca Juga: Aljazair Investigasi Kematian Terduga Pelaku Pembakaran Hutan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.