TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Filipina Gandeng AS untuk Pasok Energi Nuklir

Upaya Filipina mandiri energi dan dekarbonisasi

Ilustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Filipina secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama nuklir, yang disebut 123 Agreement, pada Jumat (17/11/2023). Perjanjian itu memungkinkan Washington DC mengekspor teknologi dan material nuklir ke Manila.

Kerja sama tersebut sebagai upaya penjajakan penggunaan tenaga nuklir untuk dekarbonisasi dan meningkatkan kemandirian energi Filipina. Upacara penandatanganan dilakukan di sela-sela KTT APEC di San Fransisco.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dalam pidatonya, mengatakan energi nuklir akan jadi bauran energi Filipina pada 2032. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, kerja sama memungkinkan Manila mengembangkan reaktor modular kecil dan infrastruktur energi nuklir damai untuk sipil.

Baca Juga: Indonesia Bakal Punya Pembangkit Nuklir, Beroperasi di 2032

Baca Juga: Filipina-China Ribut soal Tabrakan Kapal di Laut China Selatan

1. Memungkinkan AS mentransfer informasi atau peralatan nuklir ke Filipina

Penandatanganan 123 Agreement dilakukan oleh Menteri Departemen Energi (DOE) Raphael Lotilla dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Upacara disaksikan Presiden Marcos Jr. dan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr., negosiasi perjanjian saat ini dengan AS dapat terwujud," kata Lotilla dikutip dari Philippine News Agency.

"Dalam setiap langkahnya, perjanjian ini mengakui kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan oleh Badan Energi Atom Internasional," tambahnya.

Dengan kesepakatan tersebut, AS dapat mentransfer informasi, bahan nuklir, peralatan dan komponen secara langsung ke Filipina. Transfer bisa melalui orang-orang atau perusahaan yang telah disetujui oleh otoritas yang berwenang.

2. Mendukung tujuan iklim dan keamanan energi

Filipina memiliki target ambisius mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 75 persen pada 2030. Permintaan energi diperkirakan meningkat empat kali lipat pada 2040. Energi nuklir akan membantu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Dengan akses terhadap material dan peralatan AS, AS dan Filipina akan dapat bekerja sama untuk menerapkan teknologi baru yang canggih, termasuk reaktor modular kecil, untuk mendukung tujuan iklim serta keamanan energi dan beban dasar kebutuhan listrik di Filipina," kata Blinken dikutip dari Associated Press.

Blinken menjelaskan, reaktor modular kecil dapat menghasilkan energi secara lokal dan nyaman, khususnya di Filipina yang wilayahnya terdiri dari sekitar 7.000 pulau.

Baca Juga: Laut China Selatan Memanas Gegara Tabrakan Kapal China-Filipina

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya