TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inggris Kecewa Uni Eropa Sebut Kepulauan Falkland sebagai Malvinas

Argentina merasa meraih kemenangan diplomatik

ilustrasi (Unsplash.com/Reinaldo Sture)

Jakarta, IDN Times - Kantor Perdana Menteri (PM) Inggris kecewa pernyataan yang dikeluarkan dalam pertemuan Uni Eropa (UE) dengan Amerika Latin pekan ini. UE memasukkan nama Kepulauan Malvinas dalam dokumen resmi, nama yang digunakan Argentina untuk Kepulauan Falkland yang saat ini masih jadi sengketa Inggris-Argentina.

Pada Kamis (20/7/2023), juru bicara PM Rishi Sunak menyebut hal itu sebagai pilihan kata yang disesalkan. Dia khawatir di kemudian hari negara-negara UE akan mengakui klaim Argentina bahwa pulau tersebut adalah milik mereka. Namun UE bersikeras tidak mengambil posisi dalam sengketa kedaulatan.

Baca Juga: Kena Imbasnya, Indonesia Protes Kebijakan UU Deforestasi Uni Eropa 

Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Ingin Inggris Jadi Pusat Global AI

1. Berpotensi terjadi perselisihan diplomatik

ilustrasi Kepulauan Malvinas (Unsplash.com/Vijay Chander)

Deklarasi UE dan komunitas Amerika Latin dan negara-negara Karibia (CELAC) awal pekan ini adalah pertemuan puncak pertama dua kelompok tersebut sejak Inggris meninggalkan UE.

Dalam dokumen resmi dari pernyataan tersebut berbunyi: "Mengenai masalah kedaulatan atas Kepulauan Islas Malvinas/Falkland, Uni Eropa mencatat posisi historis CELAC berdasarkan pentingnya dialog dan penghormatan terhadap hukum internasional dalam penyelesaian perselisihan secara damai."

Penggunaan kata Islas Malvinas itulah yang membuat juru bicara PM Inggris kemudian mengungkapkan kekecewaannya. Dilansir Sky News, hal itu memiliki risiko akan terjadi perselisihan diplomatik antara Inggris dan UE.

"Untuk lebih jelasnya, Kepulauan Falkland adalah milik Inggris, itu adalah pilihan penduduk pulau itu sendiri," kata juru bicara tersebut.

"UE sekarang telah mengklarifikasi bahwa posisi mereka di Falklands tidak berubah, setelah pilihan kata-kata mereka yang disesalkan," tambahnya.

2. Inggris minta UE dan Argentina dengarkan aspirasi penduduk

Menurut juru bicara PM Rishi Sunak, UE sama sekali tidak dapat diterima mempertanyakan hak penduduk Kepulauan Malvinas untuk memutuskan masa depan mereka sendiri.

Dilansir BBC, ini karena didasarkan pada referendum yang telah dilakukan pada 2013, saat itu 99,8 persen sebagian besar rakyat di pulau tersebut memilih untuk tetap menjadi wilayah Inggris.

"Ini adalah posisi yang didukung oleh hukum internasional dan Piagam PBB yang mengikat semua anggota PBB," kata juru bicara.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, mengatakan dalam sebuah unggahan media sosial, bahwa Argentina dan UE seharusnya mendengarkan pilihan demokratis penduduk kepulauan tersebut.

Baca Juga: Tony Blair Siap Bantu RI Hadapi Ancaman UU Deforestasi Uni Eropa

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya