TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konflik Azerbaijan-Armenia Berlanjut, Kini Menewaskan 155 Tentara 

Azerbaijan dan Armenia saling menyalahkan

ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Azerbaijan dan Armenia terlibat bentrokan mematikan pada Rabu (14/9/2022). Korban tewas berjatuhan dari kedua pihak dengan 105 tentara Armenia dan 50 tentara Azeri tewas.

Bentrokan Armenia-Azerbaijan kali ini memicu kekhawatiran pertempuran yang lebih besar setelah hampir 2 tahun menyepakati gencatan senjata. Bentrokan besar terakhir terjadi pada 2020, di mana lebih dari 6 ribu orang tewas dari kedua kubu. 

Kedua negara bekas pecahan Uni Soviet itu telah memiliki hubungan buruk selama lebih dari tiga dekade. Mereka terlibat sengketa perbatasan Nagorno-Karabakh yang telah ada sejak 1990-an.

Baca Juga: Putin Turun Tangan Redakan Konflik Armenia-Azerbaijan yang Memanas

1. Azerbaijan-Armenia saling menyalahkan

PM Armenia, Nikol Pashinyan. (instagram.com/nikolpashinyan_official

Dalam bentrokan mematikan terbaru, Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran di wilayah Jermuk dan desa Verin Shorzha.

Melansir Associated Press, Kementerian Pertahanan Armenia menuduh pasukan Azeri meluncurkan drone bersenjata ke arah kota Jermuk, dan memperbarui serangan dengan artileri serta mortir ke arah desa Verin Shorzha.

Di sisi lain, militer Azeri mengatakan sebaliknya. Mereka menyebut pasukan Armenia telah melakukan penembakan di Kalbajar dan Lachin, dekat wilayah Nagorno-Karabakh.

Akibat bentrokan itu, Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan mengatakan pihaknya kehilangan 105 tentara. Sedangkan pihak Azeri melaporkan kehilangan lebih dari 50 tentara. 

2. PM Pashinyan meminta bantuan sekutu

Sebenarnya, bentrokan antara kedua negara tetangga itu sudah terjadi sejak Selasa. Bentrokan terus berlanjut dan para pemimpin dunia telah menyerukan keduanya untuk melakukan pembicaraan damai.

PM Pashinyan mengatakan kepada parlemen negaranya, pihaknya akan meminta bantuan sekutu demi memulihkan integritas wilayahnya.

"Sekutu kami adalah Rusia dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO)," kata Pashinyan dikutip dari RFE/RL.

Dia mengatakan, pakta keamanan CSTO menyebutkan agresi militer terhadap satu anggotanya adalah agresi terhadap semua. Pakta ini mirip dengan yang dimiliki oleh NATO.

Tapi, Pashinyan juga mengatakan bahwa aksi militer bukan satu-satunya solusi.

"Kami tidak melihat intervensi militer sebagai satu-satunya kemungkinan karena ada juga pilihan politik dan diplomatik," ujar Pashinyan.

Aram Torosian, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, mengatakan bahwa situasi sampai saat ini tetap tegang. Dia mengklaim pasukan Azeri melanjutkan serangan roket dan drone di sepanjang perbatasan wilayah Sotk ke Goris.

Baca Juga: 5 Destinasi Danau Memukau di Armenia, Wisata Menenangkan Pikiran!

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya