TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korea Utara Coba Retas Vaksin COVID-19 Korea Selatan

Vaksin AstraZeneca juga mendapat serangan hacker 

Hacker Korea Utara disinyalir menyerang perusahaan produsen vaksin di Korsel. Ilustrasi (pexels.com/cottonbro)

Seoul, IDN Times – Kemajuan pembuatan vaksin untuk virus corona semakin menggembirakan. Setidaknya, ada tiga vaksin yang memiliki efektivitas hingga 90 persen lebih. Tiga vaksin tersebut adalah Pfizer yang memiliki tingkat efektivitas 95 persen, vaksin Moderna yang efektivitasnya mencapai 94,5 persen dan Sputnik V yang diklaim memiliki efektivitas hingga 92 persen.

Ketika perkembangan vaksin yang terlihat semakin menemukan titik terang tersebut, ada pihak yang mencoba untuk mengambil informasi dari perusahaan-perusahaan pembuatnya. Salah satu yang dicurigai adalah para hacker Korea Utara. 

Para hacker diduga bekerja untuk pemerintah Korea Utara dan Rusia. Mereka terbagi dalam tiga kelompok yang menurut The Guardian, berusaha membobol jaringan tujuh perusahaan farmasi dan peneliti vaksin terkemuka di Korea Selatan, Kanada, Prancis, India dan Amerika Serikat (27/11).

1. Badan Intelijen Korea Selatan menggagalkan ikhtiar peretasan

Intelijen Korsel berhasil menggagalkan upaya peretasan hacker Korut. Ilustrasi (pexels.com/pixabay)

Seorang anggota komite intelijen di parlemen Korea Selatan yang berasal dari kelompok konservatif, mengatakan bahwa peretas Korea Utara mencoba menyerang sistem keamanan perusahaan pembuat vaksin Korea Selatan. Namun, ikhtiar peretasan tersebut berhasil digagalkan.

Melansir dari The Guardian, anggota komite intelijen tersebut bernama Ha Tae-kung dan memberikan keterangan bahwa serangan hacker menyasar beberapa perusahaan yang memiliki kandidat vaksin dalam berbagai tahap uji klinis (27/11). Ha Tae-kung tidak menyebutkan nama perusahaan apa saja yang menjadi sasaran peretasan para hacker.

Tidak ada keterangan yang rinci mengenai bagaimana Badan Intelijen Korea Selatan menggagalkan peretasan yang dilakukan oleh para hacker. Namun, otoritas setempat mengatakan bahwa Korea Utara telah mempekerjakan sekitar 6.000 hacker. Sebagian besar dari para hacker itu berbasis di Tiongkok, Rusia dan negara lainnya.

Baca Juga: Pengujian Vaksin Sinovac Tetap Berlanjut saat Vaksin AstraZeneca Terhenti

2. Kim Jong Un memerintahkan tindakan “tidak masuk akal” karena “paranoia” COVID-19

Kim Jong Un memberi perintah tidak masuk akal terkait paranoid karena dampak COVID-19. Ilustrasi (instagram.com/kimjongun_official_dprk)

Tidak ada keterangan yang jelas tentang motivasi peretasan yang dilakukan. Namun, Badan Intelijen Korea Selatan (National Inteligence Service, NIS) memberikan keterangan yang disampaikan oleh Ha Tae-kung bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menunjukkan kemarahan yang berlebih dan mengambil tindakn “tidak masuk akal” karena paranoid dengan dampak wabah COVID-19.

Melansir dari kantor berita Reuters, beberapa perintah tindakan tidak masuk akal tersebut adalah melarang penangkapan ikan dan melarang produksi garam air laut yang mungkin telah terkontaminasi virus (27/11). Kepada wartawan, Ha menyampaikan “Dia (Kim Jong Un) telah meluapkan emosi yang berlebihan, kemarahan dan tanda-tanda tertekan, serta semakin memberikan perintah tidak masuk akal”.

Informasi yang didapatkan oleh Associated Press menunjukkan Badan Intelijen Korea Selatan juga memberikan informasi perintah lain yang tidak masuk akal seperti mengeksekui penukar uang terkenal di Pyongyang usai menahan orang yang dianggap bertanggung jawab terhadap penurunan nilai mata uang (27/11). Ada juga pejabat pemerintah penting di Korea Utara yang dieksekusi karena ketahuan melanggar batasan barang bawaan dari luar negeri.

Baca Juga: Pengujian Vaksin Sinovac Tetap Berlanjut saat Vaksin AstraZeneca Terhenti

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya