TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krisis Listrik, Pakistan Tutup Mal Lebih Awal

Pukul 20.30 mal sudah tutup

Ilustrasi (Pexels.com/Ellie Burgin)

Jakarta, IDN Times - Pakistan sedang mengalami krisis ekonomi, yang juga berlanjut ke krisis energi. Kementerian Pertahanan Pakistan, pada Selasa (3/1/2023), mengumumkan bahwa toko-toko dan mal diharap tutup pada pukul 20:30 waktu setempat.

Aturan itu dilakukan untuk penghematan energi, disebut sebagai langkah untuk  menyelamatkan negara.

Cadangan devisa Pakistan telah menyusut dengan hampir tidak dapat membiayai impor dalam satu bulan. Permintaan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah ditunda, menyebabkan Pakistan kekurangan dana.

Baca Juga: Pakistan Sebut Afghanistan Sarang Teroris, Taliban: Jangan Provokatif!

1. Departemen federal kurangi konsumsi energi hingga 30 persen

Ilustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Tekanan ekonomi Pakistan telah terjadi beberapa tahun sebelumnya. Pada 2023, tekanan itu masih tetap berlanjut.

Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Pakistan mengumumkan penghematan energi. Dilansir CNN, semua pasar dan mal akan ditutup pada pukul 20:30 waktu setempat. Untuk toko makanan seperti restoran akan ditutup pada pukul 22:00.

Perdana Menteri (PM) Shehbaz Sharif juga telah memberikan instruksi kepada semua departemen federal untuk mengurangi konsumsi energi sebesar 30 persen.

Krisis di Pakistan membuat negara itu tergantung dengan bahan bakar impor. Padahal, cadangan devisa terus mengalami penyusutan.

2. Hemat energi bisa selamatkan uang negara hingga Rp4,2 triliun

Menurut Menteri Pertahanan Khawaja Asif, penghematan energi merupakan langkah untuk menyelamatkan negara saat bergulat dengan krisis ekonomi.

Dilansir Al Jazeera, langkah itu telah disetujui kabinet dan diharap bisa menyelamatkan uang negara sekitar 273 juta dolar atau sekitar Rp4,2 triliun.

Cadangan devisa milik Pakistan, menurut bank sentral, juga telah mengalami penyusutan drastis. Pada Desember, Pakistan memiliki cadangan devisa 11,7 miliar dolar atau sekitar Rp182 triliun, setengah dari jumlah yang dipegang pada awal tahun lalu.

Jumlah itu hampir tidak dapat menutupi impor satu bulan, yang sebagian besar dibelanjakan untuk pembelian energi.

Baca Juga: 10 Potret Jalur Karakoram-Pakistan, Jalur Paling Berbahaya di Dunia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya