TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krisis Militer Jerman: Personel Menyusut dan Menua

Militer Jerman kekurangan personel dalam jumlah besar

ilustrasi militer Jerman (Twitter.com/Heer)

Jakarta, IDN Times - Eva Hogl, komisaris angkatan bersenjata Jerman, menyampaikan laporan tahunan kepada Bundestag, parlemen negara tersebut, bahwa kekuatan militer Jerman (Bundeswehr) menua dan menyusut.

Laporan disampaikan pada Selasa (12/3/204). Hogl mengatakan, Bundeswehr berjuang keras mengatasi kekurangan peralatan dan masalah infrastruktur, meski Kanselir Olaf Sholz telah menginvestasikan aggaran besar di bidang pertahanan pada 2022.

1. Memiliki sedikit dari segala yang dibutuhkan

ilustrasi ranpur (kendaraan tempur) Jerman (Twitter.com/Heer)

Sholz menilai invasi Rusia atas Ukraina merupakan titik balik dalam sejarah benua Eropa, khususnya bagi Jerman. Dia kemudian menggelontorkan anggaran 100 miliar euro atau sekitar Rp1.698 triliun untuk meningkatkan pertahanan negaranya.

Dana itu untuk membeli senjata modern dan mendukung kebijakan luar negeri yang lebih tegas.

Dilansir Deutsche Welle, dua tahun sejak itu, Bundeswehr masih tetap memiliki banyak masalah. Hogl mengatakan bahwa militer memiliki terlalu sedikit untuk segala yang dibutuhkan.

"Dari segi perlengkapan, Bundeswehr belum beroperasi penuh. Ada kekurangan amunisi, suku cadang, perangkat radio, ada kekurangan tank, kapal dan pesawat terbang," katanya.

Baca Juga: Pria Korsel Ditahan di Rusia atas Tuduhan Spionase 

2. Perubahan berjalan lambat, fasilitas militer bobrok

Diperlukan tindakan percepatan untuk menutup lubang permasalahan Bundeswehr. Sebagai komisaris, Hogl membantu parlemen menjalankan tugas pengawasan sekaligus sebagai penasihat bagi tentara.

Dilansir DPA, anggaran sebelumnya untuk melakukan perubahan berjalan lambat. Bundeswehr belum mencapai tujuannya.

"Saya menerima surat dari orang tua yang anaknya baru saja mulai bertugas di barak dengan kamar bobrok, kamar mandi berjamur, dan toilet tersumbat," katanya.

Meski begitu, Hogl mencatat, Budestag telah menyetujui kontrak pertahanan senilai 47,7 miliar euro atau sekitar Rp810 triliun pada 2023. Dia meminta perbaikan dilakukan dengan tekanan tinggi dan dipercepat.

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya