TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngeri! Ini 5 Dampak Kekeringan Parah yang Melanda China

Warga antre untuk mendapatkan air bersih

ilustrasi (Unsplash.com/Yoda Adaman)

Jakarta, IDN Times - China saat ini sedang dilanda musim ekstrem. Di satu wilayah, beberapa wilayah China diterjang banjir karena hujan terus-menerus. Di wilayah lain, kekeringan telah melanda negara itu yang membuat pabrik berhenti atau mengurangi produksi.

Wilayah China yang paling parah menderita kekeringan adalah barat daya negara tersebut, khususnya di kota Chongqing, provinsi Sichuan.

Berikut ini adalah lima dampak mengerikan dari bencana kekeringan itu!

1. Pusat perbelanjaan mengurangi jam operasional

Kekeringan di barat daya China disebabkan oleh gelombang panas yang melanda wilayah itu selama beberapa minggu. Hal tersebut memicu rekor panas dan kekeringan.

Banyak sungai di China yang mengalami penyusutan volume, termasuk sungai Yangtze, salah satu sungai paling penting di China. Negara itu banyak menggunakan tenaga air untuk memproduksi listrik dan kekeringan telah membuat industri kekurangan setrum.

Melansir Reuters, dampak langsung dari kekurangan sumber energi itu adalah pengurangan jam operasional mal di kota Chongqing. Puluhan pusat perbelanjaan terdampak oleh penjatahan listrik.

Komisi Ekonomi dan Informasi mengatakan, langkah itu dilakukan untuk memastikan pasokan listrik yang aman dan teratur, serta untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat.

Baca Juga: China Umumkan Keadaan Darurat akibat Kekeringan Parah

2. Pelaku industri mengurangi atau menutup operasi

ilustrasi (Unsplash.com/Lenny Kuhne)

Kekurangan pasokan listrik juga berdampak pada raksasa-raksasa produsen dunia yang memiliki lini produksi di China. Perusahaan mobil Volkswagen dan pemasok Apple Foxconn terpaksa menutup sementara pabriknya.

Dikutip dari BBC, Volkswagen mengatakan pabrinya di Chengdu, ibu kota Sichuan, terpaksa tutup sementara. Perusahaan mengatakan, ada sedikit penundaan dalam pengiriman tapi menjanjikan akan pulih dalam waktu dekat.

"Kami sedang memantau situasi dan menjalin hubungan dekat dengan pemasok kami," kata juru bicara perusahaan tersebut di China.

Salah satu pemasok produsen ponsel Apple, Foxconn, juga menutup pabriknya di Sichuan. Tapi perusahaan mengklaim dampak pada produksinya tidak signifikan. Raksasa produsen mobil Toyota menjelaskan saat ini tetap melanjutkan produksi di Sichuan, tapi menggunakan pembangkit listrik internal.

Pabrik mobil listrik Tesla di Shanghai yang berada di pantai timur juga terdampak. Mereka mengurangi produksi lantaran gangguan pasokan komponen yang diproduksi di Sichuan.

3. Kebakaran memaksa ribuan orang mengungsi

Ilustrasi kebakaran hutan. (Unsplash.com/Matt Palmer)

Di provinsi Sichuan, suhu di beberapa wilayah itu berkisar antara 40-45 derajat celcius, rekor baru untuk China. Saking panasnya, banyak tanaman yang layu dan semak belukar mengering sehingga terjadi kebakaran.

Melansir Associated Press, lebih dari 1.500 orang di China barat daya terpaksa mengungsi akibat kebakaran semak belukar.

Pihak berwenang Beijing mengirim sekitar 5 ribu personel sipil dan militer untuk memadamkan api. Helikopter dikirim untuk menjatuhkan air dari udara dan personel lapangan di darat juga berusaha untuk mengendalikan kobaran api tersebut.

4. Danau menyusut membuat panen terancam

ilustrasi (Unsplash.com/Simon Hurry)

Dampak kekeringan tidak hanya terjadi di provinsi Sichuan saja, tetapi juga di provinsi Jianxi. Di provinsi tersebut, ada danau air tawar terbesar di China yang bernama Danau Poyang.

Danau Poyang menghadapi kemarau lebih awal dan pada 8 Agustus, menurut Xinhua, luas perairannya mencapai 575 kilometer persegi, 2.475 kilometer persegi lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya.

Menyusutnya danau membuat irigasi tersendat dan tanaman terancam gagal panen. Pihak berwenang bekerja keras untuk memperdalam saluran irigasi, memasang pipa, dan mengalirkannya ke lahan pertanian.

Ada lebih dari 15 ribu stasiun pompa air dan lebih dari 308 ribu peralatan bantuan kekeringan yang tersebar di seluruh Jianxi. Langkah itu disebut telah mengurangi dampak kehilangan biji-bijian senilai 3 miliar yuan atau Rp6,5 triliun.

Baca Juga: Hemat Energi, The Bund Shanghai China Dimatikan 2 Hari

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya